Senin, 25 Juni 2012

TINDAK LANJUT ASUHAN NIFAS DIRUMAH


TINDAK LANJUT ASUHAN MASA NIFAS

A.            Tindak lanjut asuhan nifas di tumah
Paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas, dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi. Frekuensi kunjungan pada masa nifas adalah:

a.    Kunjungan I ( 6-8 jam setelah persalinan)
Tujuan:
*          Mencegah perdarahan pada masa nifas karena atonia uteri
*                  Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut
*                        Membenkan konseling pada ibu atau satah satu anggota keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
*                Pemberian ASI awal
*                Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
*                Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadi hipotermi
*                Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil
b.    Kunjungan II ( 6 hari setelah persalinan)
Tujuan:
*              Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi dengan baik, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal atau tidak ada bau
*              Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal
*              Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat
*         Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda­ tanda penyulit
*         Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

c.    Kunjungan III ( 2 minggu setelah persalinan)
Tujuan: sama dengan kunjungan II

d.      Kunjungan IV ( 6 minggu setelah persalinan)
Tujuan:
·         Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ia atau bayi alami
·         Memberikan konseling untuk KB secara dini

B.     Penyuluhan Masa Nifas
1.      Kebersihan diri/bayi
            Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
            a. Perawatan Perineum
1)        Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Bersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasihatkan kepada ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai BAK/BAB. Jika terdapat luka episiotomi sarankan untuk tidak menyentuh luka.
2)        Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
3)        Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya
b. Pakaian
Sebaiknya, pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat menjadi banyak (di samping urin). Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume  saat hamil. Sebaiknya pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan kering.Demikian  juga dengan pakaian dalam, agar  tidak terjadi iritasi pada daerah sekitarnya akibat lochea.
c.       Kebersihan rambut
Setelah bayi lahir mungkin ibu akan mengalami kerontokan pada rambut akibat gangguan perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Namun akan  pulih kembali setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang cukup,lalu sisir menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan pengering rambut.
d.      Kebersihan kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis dan tangan ibu. Oleh karena itu,dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering.
e.        Perawatan Payudara
Perawatan yang dilakukan terhadap payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran susu. Lakukan perawatan payudara secara teratur, Perawatan payudara hendaknya dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan dua kali sehari.

2.      Istirahat/tidur
o    Istirahat membantu mempercepat proses involusi uterus dan mengurangi perdarahan, memperbanyak jumlah pengeluaran ASI dan mengurangi penyebab terjadinya depresi.
o    Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
o    Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
o    Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
o    Sarankan ibu untuk kembali melakukan kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur.
o    Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
§   Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
§   Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
§   Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.

3.        Pemberian ASI
Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah :
1.             Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya.
2.             Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.

Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan :
1.             Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama.
2.             Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul.
3.             Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
4.             Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
5.             Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
6.             Memberikan kolustrum dan ASI saja.
7.             Menghindari susu botol dan “dot empeng”.

Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama.
Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir.

Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul.
Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar. Perawatan payudara dilakukan sedini mungkin, bahkan tidak menutup kemungkinan perawatan payudara sebelum hamil sudah mulai dilakukan. Sebelum menyentuh puting susu, pastikan tangan ibu selalu bersih dan cuci tangan sebelum menyusui. Kebersihan payudara paling tidak dilakukan minimal satu kali dalam sehari, dan tidak diperkenankan mengoleskan krim, minyak, alkohol ataupun sabun pada puting susunya.

Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah penting. Semakin sering bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran ASI juga semakin lancar. Hal ini disebabkan, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon oksitosin yang bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam menyusui.

4.        Latihan/senam nifas
Segera lakukan senam kegel pada hari pertama postpartum bila memang memungkinkan. Meskipun kadang-kadang sulit untuk secara mudah mengaktifkan otot-otot dasar panggul ini selama hari pertama atau kedua, anjurkanlah agar ibu tersebut tetap mencobanya
Senam Kegel (untuk dasar panggul) :
Lakukan senam ini kapan saja, tidak akan ada orang yang tau atau melihat anda melakukannya. Lakukanlah sampai 100 kali dalam sehari. Untuk mengkontraksikan pasangan otot-otot ini, bayangkanlah bahwa anda sedang BAK dan lalu anda anda tiba-tiba menahannya ditengah-tengah itulah ototnya. Atau bayangkan bahwa dasar panggul merupakan sebuah elevator; secara perlahan anda menjalankannya sampai lantai 2 lalu kemudian ke lantai 3 dan seterusnya, dan kemudian balik turun secara perlahan. Begitulah cara melatih otot-otot tersebut.

Manfaat senam Kegel
Senam Kegel akan membantu penyembuhan postpartum dengan jalan membuat kontraksi dan pelepasan secara bergantian pada otot-otot dasar panggul adalah, yaitu:
1)                Membuat jahitan jahitan lebih merapat
2)                Mempercepat penyembuhan
3)                Meredakan haemoroid
4)                Meningkatkan pengendalian atas urin

Caranya :
Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot pantat dan pinggul tahan sampai 5 hitungan. Kendurkan dan ulangi lagi latihan sebanyak 5 kali.

Mengencangkan otot-otot abdomen :
Otot-otot abdomen setelah melahirkan akan menunjukkan kebutuhan perhatian yang paling jelas. Mengembalikan tonus otot-otot abdomen merupakan tujuan utama dari senam dalam masa postpartum.

Secara Umum :
Pada minggu-minggu pertama para ibu sering mengalami penegangan yang terasa sakit dipunggung atas yang disebabkan oleh payudara yang berat serta pemberian ASI yang sering terpaksa dilakukan dengan posisi yang kaku dan lama diperhatikan. Senam tangan dan bahu secara teratur sangat penting untuk mengendurkan ketegangan ini, dan juga dengan menggunakan gerakan tubuh yang baik, sikap yang baik serta posisi yang nyaman pada waktu memberi ASI.

Delapan gerakan dalam senam nifas yaitu:
1)        Pernafasan perut
2)        Sentuh lutut
3)        Memutar kedua lutut
4)        Putar tungkai
5)        Pernafasan abdomen campuran dan supine pelvic
6)        Angkat bokong
7)        Memutar satu lutut
8)        Angkat tangan

5.                  Hubungan seks dan keluarga berencana
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami isteri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu  darah merah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap. Tidak dianjurkan untuk melakukan hubungan sexual sampai dengan 6 minggu post partum. Keputusan bergantung pada pasangan yang bersangkutan. Hubungan seksual dapat dilanjutkan setiap saat ibu merasa nyaman untuk memulai, dan aktivitas itu dapat dinikmati.
v   Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri.
v   Banyak budaya, yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.


REFERENSI
1. PUSDIKNAKES-WHO-JHPIEGO. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta : PUSDIKNAKES. 2003.
2.   Saifuddin AB. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan neonatal. Jakarta : YBPSP.2002.
3.      Bobak. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. 2005.
4.   Johnson Ruth, Taylor Wendy. Buku Ajar Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta. EGC. 2005.
5.    Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
6.    Mochtar, 1990. Obstetri Fisiologi (kin Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, EGC, Jakarta.
7.    Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta.
8.    Prawirohardjo.Ilmu Kebidanan, Edisi 111, Cetakan 4, YBS — SP; 1999




Tidak ada komentar:

Posting Komentar