BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Saat ini angka kematian maternal dan
neonatal di Indonesia masih tinggi, yaitu AKI 334/100.000 kelahiran hidup, dan
AKB 21,8/10.000 kelahiran hidup. Kasus kematian maternal tahun 2010 di Kota
Padang sebanyak 15/16.492 kelahiran hidup, sedikit meninkat dibanding tahun 2009
sebanyak 14 orang/16.486 kelahiran hidup dan sama dengan tahun 2008 kasus
Kematian Ibu terdapat 15 orang yang meninggal dari 15.693 kelahiran. Namun,
secara persentase terjadi penuruna kasus kematian karena jumlah kelahiran hidup
yang lebih banyak pada taun 2010 (Profil Kesehatan Sumbar 2011).
Selain itu intervensi dalam Save
Motherhood melakukan pendekatan dengan menganggap semua kehamilan beresiko, dan
setiap ibu hamil agar mempunyai akses pertolongan persalinan yang aman.
Diperkirakan 15% kehamilan akan mengalami resiko tinggi dan komplikasi
Obstetrik yang dapat membahayakan kehidupan ibu maupun janinnya bila tidak
ditangani dengan baik (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan dan Neonatal,
2002).
Perdarahan pada kehamilan harus dianggap
sebagai kelainan yang berbahaya. Perdarahan pada kehamilan muda disebut sebagai
abortus sedangkan perdarahan pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum.
Batas teoritis antara kehamilan muda dengan kehamilan tua adalah 22 minggu
mengingat kemungkinan hidup janin diluar uterus.
Perdarahan antepartum yang berbahaya
umumnya bersumber pada kelainan plasenta, sedangkan perdarahan yang tidak
bersumber pada kelainan plasenta umpanya kelainan serviks biasanya tidak
seberapa berbahaya. Pada setiap perdarahan antepartum pertama-tama harus selalu
diperkirakan bahwa hal itu bersumber pada kelainan plasenta.
Sebagian perdarahan pada solusio plasenta biasanya
merembes sendiri diantara selaput ketuban dan uterus, kemudian mengalir keluar
lewat serviks dan terlihat dari luar sehingga terjadi perdarahan eksternal.
Bisa juga darah tidak mengalir keluar, tetapi tetap tertahan diantara bagian
plasenta yang terlepas dan uterus sehingga terjadi perdarahan tersembunyi.
Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi menngandung ancaman bahaya yang
jauh lebih besar terhadap keselamatan jiwa ibu, dan ini bukan hanya terjadi
akibat peningkatan kemungkinan terjadinya koagulopati konsumtif yang berat, tetapi
juga akibat luasnya perdarahan yang tidak disadari.
Solusio plasenta atau disebut juga abruptio placenta atau ablasio placenta adalah separasi prematur
plasenta dengan implantasi normalnya di uterus (korpusuteri) dalam masa
kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir. Dalam plasenta terdapat banyak pembuluh darah yang
memungkinkan pengantaran zatnutrisi dari ibu ke janin, jika plasenta ini
terlepas dari implantasi normalnya dalammasa
kehamilan maka akan mengakibatkan perdarahan yang hebat. Hebatnya perdarahan
tergantung pada luasnya area plasenta yang terlepas.
Frekuensi solusio plasenta adalah
sekitar 1 dari 200 pelahiran. Intensitassolusio
plasenta sering bervariasi tergantung pada seberapa cepat wanita mendapat pertolongan. Angka kematioan perinatal
sebesar 25 %. Ketika angka lahir matiakibat kausa lain telah berkurang
secara bermakna, angka lahir mati akibat solusio plasenta masih tetap
menonjol.
Perdarahan pada solusio plasenta
sebenarnya lebih berbahaya daripada plasenta previa oleh karena
pada kejadian tertentu perdarahan yang tampak keluar melalui vagina hampir tidak ada atau tidak
sebanding dengan perdarahan yang berlangsung
internal yang sangat banyak. Pemandangan yang menipu inilahsebenarnya yang membuat solusio plasenta lebih
berbahaya karena dalamkeadaan yang demikian seringkali perkiraan jumlah
darah yang telah keluar sukar diperhitungkan, padahal janin telah mati dan
ibu berada dalam keadaan syok Penyebab
solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti, tetapi pada kasus-kasus berat didapatkan korelasi dengan penyakit
hipertensi vaskuler menahun, dan15,5% disertai pula oleh preeklamsia. Faktor
lain yang diduga turut berperansebagai penyebab terjadinya solusio
plasenta adalah tingginya tingkat paritas danmakin bertambahnya usia ibu
B. Tujuan
a. Mampu
melakukan asuhan kebidanan pada pasien dengan solusio plasenta.
b. Mampu
melaksanakan pengkajian dan mengumpulkan data pasien dengan solusio plasenta.
c. Mampu
menginterpretasikan secara benar masalah atau diagnosa berdasarkan data-data
pasien dengan solusio plasenta tersebut.
d. Mampu
mengidentifikasi diagnose potensial yang mungkin terjadi pada pasien dengan
solusio plasenta.
e. Mampu
mengidentifikasi perlunya tindakan segera secara mandiri, kolaborasi dan
rujukan pada pasien dengan solusio plasenta.
f. Mampu
merancanakan asuhan rasional sesuai dengan kebutuhan pasien dengan solusio
plsenta.
BAB
II
TINJAUAN
TEORITIS
A. Defenisi
Istilah lain dari solusio plasenta adalah ablation
plasentae,abruption plasentae,accidental haemorrhage dan premature separation
of the normally implanted plasenta.
Solusio
plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas
dari perlekatannya sebelum janin lahir. Biasanya dihitung sejak kehamilan 28
minggu.
B.
Klasifikasi
·
Menurut derajat lepasnya plasenta:
1.
Solusio
plasenta parsialis
Bila hanya sebagian saja plsenta
terlepas dari tempat perlekatannya.
2. Solusio plasenta totalis (komplet)
Bila seluruh plasenta sudah terlepas dari tempat
perlekatannya.
3. Kadang-kadang plasenta
ini turun kebawah dan dapat teraba pada
pemeriksaan dalam,disebut
prolapsus plasenta
·
menurut tingkat gejala klinik menjadi
ringan, sedang, dan berat.
·
menurut penyebabnya:
1. Non toksik:
Biasanya ringan dan
terjadinya sewaktu partus
2. Toksik:
Lebih
parah, terjadinya biasanya pada kehamilan trimester ketiga, dan
disertai kelainan-kelainan organik.
C. Etiologi
Sebab
yang jelas terjadinya solusio plasenta belum diketahui, hanya para ahli
mengemukakan teori:
Akibat
turunnya tekanan darah secara tiba-tiba oleh spasme dari arteri yang menuju
keruangan interviler, maka terjadilah anoksemia dari jaringan bagian distalnya.
Sebelum ini menjadi nekrotis, spasme hilang dan darah kembali mengalir ke dalam
intervili, namun pembuluh darah distal tadi sudah demikian rapuhnya serta mudah
pecah, sehingga terjadi hematoma yang lambat laut melepaskan plasenta dari
rahim. Darah yang berkumpul di belakang plasenta disebut hematoma retoplasenter.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
antara lain:
1) factor vaskuler (80-90 %), yaitu toksemia
gravidarum, glomerulonefritis kronika, dan hipertensi esensial.
Karena desakan darah tinggi, maka pembuluh darah mudah
pecah, kemudian terjadi haematom retroplasenter dan plasenta sebagian terlepas.
2) Faktor trauma:
o Pengecilan yang tiba-tiba dari uterus pada
hidramnion dan gemeli.
o Tarikkan pada tali pusat yang pendekakibat
pergerakan janin yang banyak/bebas, versi luar, atau pertolongan persalinan.
3) Faktor paritas.
Lebih
banyak dijumpai pada milti dari pada primi. Holmer mencatat bahwa dari 83 kasus
solusio plasenta dijumpai 45 milti dan 18 primi.
4) Pengaruh lain seperti anemia, malnutrisi,
tekanan uterus pada vena cava inferior, dan lain-lain.
5)
Trauma
langsung seperti jatuh, kena tendangan dan lain-lain.
D.
Gejala-gejala
Perdarahan yang disertai nyeri, juga diluar his
·
Anemia
dan shock : beratnya anemia dan shock
sering tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar
·
Rahim
keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi rahim bertambah dengan darah
yang berkumpul di belakang plasenta hingga rahim teregang (uterus en bois)
·
Palpasi
sukar karena rahim keras
·
Fundus
uteri makin lama makin naik
·
Bunyi
jantung biasanya tidak ada
·
Pada
toucher teraba ketuban yang tegang terus menerus (karena isi rahim bertambah)
·
Sering
ada proteinuria karena disertai toxemia
·
Diagnosis
didasarkan atas adanya perdarahan antepartum yang bersifat nyeri, uterus yang
tegang dan nyeri setelah plasenta lahir atas adanya impresi (cekungan) pada
permukaan maternal placenta akibat tekanan haematoma retroplacentair
·
Perdarahan
dan shock diobati dengan pengosongan rahim segera mungkin hingga dengan
kontraksi dan retraksi rahim. Perdarahan dapat terhenti. Persalinan dapat
dipercepat dengan pemecahan ketuban dan pemberian infus dengan oxytocin.
Jadi pada solusio plasenta pemecahan
ketuban tidak dimaksudkan untuk hentikan perdarahan dengan segera seperti pada
placenta previa tapi untuk mempercepat persalinan dengan pemecahan ketuban
regangan dinding rahim berkurang dan kontraksi rahim menjadi lebih baik,
disamping tindakan tersebut transfusi sangat penting (Winkjosastro, 2005).
E. Manifestasi
Klinis
ü Gejala Utama
Perdarahan
pervaginam berwarna kehitaman dengan uterus yang terasa nyeri dan tegang.
ü Gambaran klinik
Perdarahan
yang timbul akibat solusio plasenta lebih sering terjadi pada triwula ketiga kehamilan. Penampilan klinik solusio
plasenta dapat dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu:
·
Solusio plasenta ringan:
ari-ari terlepas sebagian kecil.
Ditunjukkan dengan gejala perut sedikit nyeri, rahim mulai menegang dan keluar
darah agak kehitaman
·
Solusio plasenta sedang:
seperempat bagian ari-ari telah
terlepas. Perut akan nyeri, rahim tak berhenti menegang dan pendarahan dari
vagina. Mungkin darahnya tidak banyak tapi sebenarnya pendarahan hebat terjadi
di dalam tubuh sekitar 1.000 ml. Ibu hamil akan syok kehilangan kesadaran serta
kemungkinan janin meninggal. Jika janin masih hidup, kondisinya sudah gawat.
·
Solusio plasenta :
berat lebih dari duapertiga bagian
ari-ari telah terlepas. Perut akan sangat tegang dan sangat nyeri. Ibu hamil syok
dan janin sudah meninggal. Pendarahan kemungkinan tidak sampai keluar karena
sudah terjadi pembekuan darah di dalam tubuh.
Solusio
plasenta yang ringan, pada umumnya tidak menunjukkan gejala klinis yang jelas,
perdarahan antepartum hanya sedikit, dalam hal ini diagnosis baru kita tegakkan
setelah anak lahir. Pada plasenta kita dapat koagulum-koagulum darah dan
krater.
Pada keadaan yang agak berat kita
dapat membuat diagnosis berdasarkan:
a. Anamnesis
o Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut;
kadang-kadang pasien bisa melokalisir tempat mana yang paling sekit, dimana
plasenta terlepas.
o Perdarahan pervaginam yang bersifat bisa hebat
dan sekonyong-konyong (non-recurrent) terdiri dari darah segar dan
bekuan-bekuandarah.
o Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa
pelan dan akhirnya berhenti (anak tidak bergerak lagi).
o Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat,
pandangan berkunang-kunang, ibu kelihatan anemis tidak sesuai dengan banyaknya
darah yang keluar.
o Kadang-kadang ibu dapat menceritakan trauma
dan dan faktor kausal yang lain.
b.
Inspeksi
o
Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan .
o Pucat, sianosis, keringat dingin.
o Kelihatan darah keluar pervaginam
c.
Palpasi
o Fundus uteri tambah naik karena terbentuknya
retroplasenter hematoma; uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
o Uterus teraba tegang dank eras seperti papan
yang disebut uterus in bois (woodenuterus) baik waktu his maupun diluar
his.
o Nyeri tekan terutama di tempat plasenta tadi
terlepas.
·
Bagian-bagian janin
susah dikenali, karena perut (uterus) tegang.
d.
Auskultasi
Sulit
karena uterus tagang. Bila denyut jantung janin terdengar biasanya diatas 140,
kemudian turun dibawah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas
lebih dari sepertiga.
e. Pemeriksaan dalam
o Serviks bisa telah terbuka atau masih
tertutup.
o Kalau sudah terbuka maka ketuban dapat teraba
menonjol dan tegang, baik sewaktu his maupun diluar his.
o Kalau ketuban sudah pecah dan plasenta sudah
terlepas seluruhnya, plasenta ini akan turun kebawah dan teraba pada
pemeriksaan, disebut prolapsus plasenta, ini sering dikacaukan dengan plasenta
previa.
f.
Pemeriksaan
umum
o Tensi semula mungkin tinggi karena pasien
sebelumnya menderita penyakit vaskuler, tetapi lambat laun turun dan pasien
jatuh syok.
o Nadi cepat, kecil, dan filiformis.
g.
Pemeriksaan
laboratorium
o Urin
Albumin (+); pada pemeriksaan
sediment terdapat silinder dan lekosit.
o Darah
Hb menurun (anemia), periksa
golongan darah, kalau bisa cross match test.
Karena pada solusio plasenta sering
terjadi kelainan pembekuan darah atau hipofibrionogenemia, maka diperiksakan
pula COT (Clot Observation Test) tiap 1 jam, tes kualitatif fibrinogen (fiberindex),
dan tes kuantitatif fibrinogen (kadar normalnya 150 mg%)
h. Pemeriksaan plasenta
Sesudah
bayi dan plasenta lahir, kita periksa plasentanys. Biasanya tampak tipis dan
cekung di bagian plasenta yang terlepas (krater) dan terdapat koagulum atau
darah beku di belakang plasenta, yang disebut hematoma retroplasenter.
F. Perdarahan pada
Solusio Plasenta
Perdarahan
pada solusio plasenta bisa mengakibatkan darah hanya ada di belakang plasenta (hematoma
retroplasenter); darah tinggal saja didalam rahim yang disebut internal
haemorrhage (concealed haemorrhage); masuk merembes ke dalam amnion; atau
keluar melalui vagina (antara) selaput ketuban dengan dinding uterus), yang
disebut external haemorrhage (revealed haemorrhage).
Jika
solusio plasenta lebih berat dapat terjadi couvelair uterus (apopleksi
uteroplasenter). Dalam hal ini darah merembes memasuki otot-otot
rahim sampai kenawah serosa, bahkan kadang-kadang sampai ke ligamentum latum
dan melalui tuba masuk kerongga panggul. Uterus kelihatan lebih besar, dinding
uterus penuh dengan bintik-bintik merah hematoma dari kecil sampai besar.
Ada 2 bentuk Couvelair Uterus,
yaitu:
a. Couvelair Uterus dengan kontraksi uterus baik.
b. Couvelair Uterus dengan kontraksi uterus jelek, sehingga
terjadi perdarahan postpartum.
Couvelair
Uterus terjadi
karena berbagai teori, antara lain vasospasme, perubahan-perubahan toksik,
adanya hematoma retroplasenter yang hebat, uterus yang terlalu regang atau
a/hipofibrinogenemia. Hal-hal
tersebut menyebabkan pembuluh darah dinding uturus pecah.
G. Diagnosis Banding
·
Solusio
plasenta
·
Plasenta
previa
·
Rupture
uteri
H. Komplikasi
a) Langsung (immediate)
·
Perdarahan
·
Infeksi
·
Emboli
dan Syok obstetric
b) Komplikasi tidak langsung (delayed)
·
Couvelair
uterus, sehingga kontraksi tak baik, menyebabkan perdarahan postpartum
·
a/hipo-fibrinogenemia
dengan perdarahan postpartum
·
nekrosis
korteks renalis, menyababkan anuria dan uremia
·
kerusakan-kerusakan
argan seperti hati, hipofisis dan lain-lain.
I.
Patofisologi
Solusio Plasenta
Pada saat
implantasi, terjadi migrasi atau ekspansi sel dan jaringan interstitial
trofoblas untuk menggantikan endotelium pembuluh darah dalm desidua sehingga
aliran darah menuju retroplasenter untuk tumbuh-kembang janin terjamin.
Kelanjutan dari migrasi atau
pergantian ini dilanjutkan pada trimester kedua, menuju pembuluh darah dalam
miometrium, dengan tujuan sama, yaitu agar aliran darah menuju retroplasenter
sirkulasi terjamin/ pada hipertensi dalam kehamilan, proses pada trimester
kedua todak terjadi, sehingga kontraksi Braxton Hicks yang makin sering
menimbulkan iskemia pada utero-plasenta yang selanjutnya menimbulkan mata
rantai klinis dengan manifestasinya:
1.
Preeklamsia dan
eklamsia
2.
Solusio plasenta
jika hipertensi sudah melampaui batas toleransi.
Solusio
plasenta merupakan komplikasi yang berat pada kehamilan dengan hipertensi dalam
kehamilan, dan dapat menyebabkan kematian maternal dan perinatal.
J. Terapi
Prinsip terapi solusio plasenta, aitu:
Prinsip terapi solusio plasenta, aitu:
1. Menghentikan perdarahan retroplasenter.
2. Melakukan resusitasi meternal dan fetal
intrauteri.
3. Tindakan obstetric yang tepat.
4. Menghindari kemungkinan komplikasi.
Beberapa sarjana telah mencoba untuk menunda persalinan
khususnya pada solusio plasenta dengan kehamilan premature dengan cara :
1.
Menghentikan
perdarahan retroplasenter:
a.
Istirahat total.
b.
Menghentikan
perdarahan dengan tokolitik.
c.
Observasi ketat:
·
Perdarahan melalui
evaluasi Hbs serial.
·
Manifestasi klinis
solusio plasentanya.
·
USG serial, untuk
menilai besarnya hematoma retroplasenter.
·
USG untk
kesejahteraan janin.
Sebagian menyatakan berhasil menunda persalinan dan
menghentikan perdarahan serta mempertahankan kehamilan. Kegagalan menghambat
proses perdarahan retroplasenter diikuti dengan terminasi aktif jika:
a.
Keadaan umum
parturien bertambah buruk.
b.
Kelas
perdarahannya.
c.
Terjadi gawat
janin.
2.
Resusitasi maternal
dan fetal.
Perdarahan
retroplasenter sulit diduga jumlah dan kecepatan sehingga diperlukan persiapan
dan resusitasi terhadap maternal dan fetal, dengan cara:
a.
Pemasangan infuse
dan pemberian transfuse masif untuk menghindari syok.
b.
Pemberian
kortikosteroid masif.
c.
Evaluasi jumlah
fibrinogen dalam darah dan berikan ekstra fibrinogen sekitar 2 gr.
Bersamaan
dengan resusitasi, lakukan evakuasi uterus sehingga dapat menghindari
komplikasi lebih lanjut.
3.
Tindakan obstetri.
Basu dan
bonar 1969, menganjurkan untuk segera melakukan evakuasi uterus sehingga dapat
mengurangi :
a.
Perdarahan
berkelanjutan.
b.
Menghindari
sebanyak mungkin terjad komplikasi.
Tindakan
obstetri yang dianjurkan:
a.
Memecahkan ketuban.
·
Ketuban dipecahkan,
untuk menimbulkan proses persalinan.
·
Dapat diikuti
dengan drip oksitosin.
·
Persalinan harus
berakhir dalam waktu 6 jam.
b.
Melakukan seksio
sesarea.
·
Pada solusio
plasenta ringan dan sedang.
·
Bishop skore
randah.
·
Janin masih hidup.
·
Memerhatikan
keadaan uterusya, maka dapat diperhitungkan untuk melakukan histerektomi.
4.
Menghindari
kemungkinan komplikasi.
Komplikasi
dapat terjadi akibat kombinasi antara jumlah serta kecepatan darah yang hilang
dan hematoma retroplasenter. Yang dapat menimbulkan gengguan pembekuan darah dan
pembekuan darah intravaskuler. Komplikasi tersebut dapat dirinci:
a.
Perdarahan
postpartum
·
Akibat Couvelaire
uterus.
·
Atonia uteri.
·
Trauma tindakan
obstetri.\
b.
Gangguan pembekuan
darah
·
Disseminated
intravaskular coagulation (DIC).
·
Perdarahan
terus-menerus dari tempat implantasi plasenta dan perlukaan jalan lahir.
Gangguan pmbekuan darah terjadi karena rendahnya
fibrinogen dalam darah, kurang dari 150 mg%.
BAB III
KONSEP MANAJEMENT ASUHAN KEBIDANAN
Proses manajemen kebidanan merupakan
proses pemecahan masalah agar pelayanan yang komprehensif dapat tercapai.
Proses manajemen terdiri dari tujuh langkah disempurnakan secara periodik.
Proses dimulai dari pengumpulan data dasar yang berakhr dengan evaluasi.
Kutujuh langkah tersebut membentuk kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan
dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah-langkah dapat dipecah menjadi
langkah-langkah tertentu dan bias berubah sesuai dengan bagaimana keadaan
pasien.
Tetapi disini hanya lima langkah
saja yang akan di bahas yaitu dari pengumpulan data sampai pada Perencanaan
asuhan.
Pembahasan dari kelima langkah
tersebut adalah :
A.
Langkah I (Pengkajian)
1.
DATA
SUBJEKTIF
1)
Biodata
atau identitas pasien:
a)
Istri
§
Nama
Perlu ditanyakan agar tidak keliru bila
ada kesamaan nama dengan klien.
§
Umur
Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh
umur terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien. Dalam kurun waktu reproduksi
sehat, dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35
tahun.
§
Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah
hubungan bila diperlukan bila keadaan mendesak. Dengan diketahuinya alamat
tersebut, bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan lingkungannya.
Dengan tujuan untuk memudahkan menghubungi keluarganya, menjaga kemungkinan
bila ada nama ibu yang sama, untuk dijadikan petunjuk saat kunjungan rumah.
§
Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan
pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien. Dengan
mengetahui pekerjaan pasien/klien, bidan dapat mengetahui bagaimana taraf hidup
dan sosial ekonominya agar nasehat bidan sesuai, juga mengetahui apakah
pekerjaan mengganggu atau tidak, misalnya bekerja di pabrik rokok, mungkin yang
dihisap akan berpengaruh pada janin.
§
Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan
pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien. Dengan diketahuinya agama
pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan
asuhan kebidanan.
§
Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat
intelektualnya. Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan
seseorang.
§
Status
Perkawinan
Pertanyaan ini dilakukan untuk mengetahui
kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan. Bila
diperlukan ditanyakan tentang perkawinan keberapa kalinya.
§
Suku/Ras
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan
pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien/klien. Dengan diketahuinya
suku/ras pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam
melaksanakan asuhan kebidanan.
b)
Suami
§
Nama
Perlu
ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan klien.
§
Umur
Perlu
ditanyakan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap permasalahan kesehatan
pasien/klien.
§
Alamat
Ditanyakan
untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan bila keadaan mendesak. Dengan
tujuan untuk memudahkan menghubungi suami pasien/klien.
§
Pekerjaan
Ditanyakan
untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan suami terhadap permasalahan
kesehatan pasien/klien. Dengan mengetahui pekerjaan suami pasien/klien, bidan
dapat mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonominya agar nasehat bidan
sesuai, juga mengetahui apakah pekerjaan mengganggu atau tidak, misalnya
bekerja di pabrik rokok, mungkin yang dihisap akan berpengaruh pada janin.
§
Agama
Ditanyakan
untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan
pasien/klien. Dengan diketahuinya agama pasien/klien, akan memudahkan bidan
melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
§
Pendidikan
Ditanyakan
untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan suami juga
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seorang istri.
§
Status
Perkawinan
Pertanyaan ini
dilakukan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap
masalah kesehatan. Bila diperlukan ditanyakan tentang perkawinan keberapa
kalinya.
§
Suku/Ras
Ditanyakan
untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan
pasien/klien. Dengan diketahuinya suku/ras pasien/klien, akan memudahkan bidan
melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
2)
Riwayat
pasien
a)
Keluhan
utama
Ditanyakan untuk
mengetahui perihal yang mendorong pasien datang kepada bidan. Untuk mengetahui
keluhan utama tersebut pertanyaan yang diajukan oleh bidan adalah sebagai
berikut: “Apa yang ibu rasakan, sehingga ibu datang kemari?”
b)
Riwayat
menstruasi
Untuk mengetahui
gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksi pasien/klien.
c)
Menarche
Untuk mengethui
usia pertama kalinya mengalami menstruasi.
d)
Siklus
Menstruasi
Untuk mengetahui
jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam hitungan
hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari.
e)
Volume
Data ini
menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan. Kadang kita akan
kesulitan untuk mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan biasanya digunakan
criteria banyak, sedang, sedikit. Jawaban yang diberikan oleh pasien biasanya
bersifat subjektif, namun kita dapat kaji lebih dalam lagi dengan beberapa
pertanyaan pendukung, misalnya sampai berapa kali mengganti pembalut dalam
sehari.
f)
Keluhan
Beberapa wanita
menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika mengalami menstruasi, misalnya nyeri
hebat, sakit kepala sampai pingsan, atau jumlah darah yang banyak. Keluhan yang
disampaikan oleh pasien dapat menunjuk kepada diagnosis tertentu.
g)
Menstruasi
yang Terakhir
Untuk mengetahui
prediksi waktu mengenai kapan menstruasi yang akan datang.
h)
Dismenorhea
Untuk mengetahui
ketika haid terjadi nyeri atau sulit. Dismenorhea ditandai oleh nyeri mirip
kram yang terasa pada abdomen bagian bawah dan kadang-kadang oleh sakit kepala,
keadaan mudah tersinggung, depresi mental, keadaan tidak enak badan serta
perasaan lelah.
i)
Keteraturan
Menstruasi
Untuk mengetahui
jarak normal keteraturan menstruasi biasanya 23 sampai 32 hari. Apabila terjadi
ketidak teraturan menstruasi pada pasien dapat segera dilakukan pemeriksaan
untuk mengetahui factor-faktor penyebabnya.
j). Fluor albus
Untuk mengetahui
pada umumnya adanya cairan di dalam vagina bertambah dalam kehamilan tanpa
sebab-sebab yang patologis dan sering menimbulkan keluhan. Ganococcus
menyebabkan flour seperti nanah, Trichomonasvaginalis menyebabkan flour yang
putih berbau, sedangkan candida albicans menyebabkan flour dengan gumpalan
putih atau kuning dan menyebabkan gatal yang sangat.
k) Gangguan sewaktu Menstruasi
Untuk mengetahui
gangguan apa saja yang dirasakan ketika mengalami menstruasi,misalnya nyeri
hebat,sakit kepala sampai pingsan, atau keadaan mudak tersinggung (emosional
meningkat). Gangguan yang dialami pasien dapat menunjuk kepada diagnosis
tertentu.
3) Riwayat
perkawinan
Perlu ditanyakan untuk mengetahui
pengaruh riwayat perkawinan terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien.
Berapa kali kawin dan berapa lamanya untuk membantu menentukan bagaimana
keadaan alat kelamin ibu. Kalau orang hamil sudah lama kawin, nilai anak tentu
besar sekali dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan persalinan (anak
mahal).
Hal-hal yang perlu ditanyakan kepada
pasien/klien mengenai riwayat perkawinannya adalah :
1.
Kawin
: …………………..kali
2.
Usia
Kawin Pertama ………………………tahun
3.
Status
Perkawinan
4.
Lama
Pernikahan
4)
Riwayat
kehamilan dan persalinan
Untuk mengetahui adanya
masalah-masalah persalinan kehamilan dan nifas yang lalu. Pertanyaan ini
mempengaruhi prognosa persalinan dan persiapan persalinan yang lampau adalah
hasil ujian-ujian dari segala faktor yang mempengaruhi persalinan. Mencakup :
§ Jumlah Kehamilan dan kelahiran: G
(gravida), P (para), A (abortus), H (hidup)
Data ini digunakan
untuk mengetahui riwayat kehamilan dan kelahiran pasien.
§ Golongan Darah
Data ini
menjelaskan golongan darah pasien, hal ini dilakukan untuk sumber informasi
jika ketika kehamilan atau persalinan mengalami pendarahan penanganan
penggantian darah yang keluar melalui transfusi darah lebih cepat dilakukan.
§ Riwayat persalinan
Mencakup jarak
antara dua kelahiran, tempat melahirkan, lamanya melahirkan, cara melahirkan.
Dengan mengetahui riwayat persalinan, melihat kemungkinan yang dapat terjadi
pada ibu hamil saat persalinan sekarang dan mengupayakan pencegahannya dan
penanggulangannya. Jika persalinan dahulu terdapat penyulit seperti
perdarahan, sectio saesaria, solusio plasenta, plasenta previa kemungkinan
dapat terjadi atau timbul pada persalinan sekarang.
§ Masalah atau gangguan kesehatan yang timbul
sewaktu hamil dan melahirkan
Untuk mengetahui
masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan, jika
terdapat penyulit diupayakan pencegahannya dan penanggulangannya.
5)
Riwayat
nifas
Untuk mengetahui adakah penyakit atau
kelainan pada masa nifas yang lalu (perdarahan, feloris).
6)
Riwayat
kelahiran anak
a)
Berat
bayi sewaktu Lahir
Untuk mengetahui
kondisi bayi apakah sehat atau mengalami trauma lahir dimana hal ini terjadi
karena trauma pada bayi akibat tekanan mekanik (seperti kompresi dan traksi)
selama preses persalianan. Kejadian ini terjadi pada berat badan bayi lebih
dari 4.500 gram.
b)
Kelainan
Bawaan Bayi
Untuk dapat segera
melakukan tindakan preventif pada bayi agar tidak memperparah kondisi.
c)
Jenis
Kelamin Bayi
Untuk mengetahui
jenis kelamin bayi sebagai dokumentasi.
d)
Status
Bayi yang Dilahirkan: hidup atau mati
Bila bayi hidup,
bagaimana keadaannya sekarang,
Bila meninggal, apa
penyebab kematiannya.
7)
Riwayat
Ginekologi
Data ini sangat penting karena akan
memberikan petunjuk tentang organ reproduksi pasien. Mencakup: infertilitas,
penyakit kelamin, tumor atau kanker sistem reproduksi, operasi ginekologi. Jika
didapatkan adanya salah satu atau beberapa riwayat gangguan kesehatan alat
reproduksi, maka harus waspada akan adanya kemungkinan gangguan kesehatan alat
reproduksi pada masa postpartum.
8)
Riwayat
keluarga berencana
Untuk mengetahui apakah ada efek samping
setelah penggunaan kontrasepsi, lamanya menggunakan alat kontrasepsi,
alasan pemakaian serta pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai
lagi), serta keluhan selama memakai alat kontrasepsi.
9)
Riwayat
kehamilan sekarang
Mencakup waktu mendapat haid terakhir,
siklus haid, perdarahan pervaginam, fluor, mual/muntah, masalah kelainan pada
kehamilan sekarang, pemakaian obat-obatan/jamu. Anamnesa haid serta siklusnya
dapat diperhitungkan tanggal persalinan serta memantau perkembangan
kehamilannya serta dengan anamnesa ini dapat diketahui dengan segera adanya
kelainan / masalah dalam kehamilan dan dapat ditangani dengan segera.
10)
Riwayat
penyakit
Untuk mengetahui riwayat penyakit yang
pernah diderita pasien/klien. Informasi ini penting untuk melihat kemungkinan
yang dapat terjadi pada ibu hamil dan mengupayakan pencegahannya dan
penanggulangannya.
misal:
Ibu hamil dengan riwayat penyakit
hipertensi perlu ditentukan pimpinan persalinan dan kemungkinan bisa
menyebabkan transient hipertension.
11)
Gambaran penyakit yang lalu
Setelah mengetahui
riwayat penyakit pasien/klien, bidan perlu mengetahui gambaran mengenai riwayat
penyakit pasien/klien, misal apakah penyakit tersebut parah/tidak, apakah sudah
dilakukan tindakan pada penyakit tersebut, dll. Informasi ini penting untuk
melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu hamil dan mengupayakan
pencegahan dan penanggulangannya.
12)
Riwayat
penyakit keluarga
Data ini diperlukan
untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap
gangguan kesehatan ibu dan janinnya. Penyakit keluarga yang perlu ditanyakan
mencakup penyakit kanker, jantung, hipertensi, diabetes, ginjal, jiwa, kelainan
dibawa lahir, kehamilan kembar atau lebih, TBC, epilepsy, penyakit darah,
alergi, penyakit yang menyebabkan kematian bagi bapak atau ibu yang telah
meninggal.
13)
Keadaan
sosial budaya, ekonomi, dan budaya
Untuk mengetahui
keadaan psikososial pasien atau klien perlu ditanyakan antara lain :
·
Jumlah
anggota keluarga
·
Dukungan
materiil dan moril yang didapat dari keluarga.
·
Kebiasaan-kebiasaan
yang menguntungkan kesehatan.
·
Kebiasaan
yang merugikan kesehatan.
14)
Riwayat
spiritual
Kemungkinan pasien
melakukan ibadah agama dan kepercayaannya dengan baik dan memudahkan kita dalam
memberikan asuhan yang sesuai dengan kepercayaan klien.
15)
Riwayat
pikologis
Kemungkinan adanya
tanggapan klien dan keluarga yang baik terhadap kehamilan dan persalinan yang
ini. Keungkinan pasien dan suaminya mengharapkan dan senang dengan kehamilan
ini. Atau kemungkina klien cemas, takut dan gelisah dengan kehamilan ini.
16)
Kebutuhan
dasar
Kemungkinan
pemenuhan kebuuhan bio-psiko yang meliputi pemenuhan nutrisi, proses eliminasi,
aktifitas sehari-hari, istirahat, personan hygiene, dan kebiasaan-kebiasaan
yang dapat mempengaruhi esehatan saat hamil dan bersalin.
Data fokus
pada data subjektif adalah :
1)
Ibu mengatakan keluhan nyeri pada bagian perut, perut terasa
sesak hanya karena tekanan dan kadang-kadang perutnya tegang.
2.
DATA
OBJEKTIF
Data dikumpulkan melalui pemeriksaan umum dan pemeriksaan
khusus.
a)
Pemeriksaan
umum
Secara teoritis
kemungkinan di temukan gambaran keadaan umum pasien baik, yang mencakup
kesadaran, tekanan darah, nadi, nafas, suhu, tinggi badan dan keadaan umum.
b)
Pemeriksaan
khusus
1)
Secara
inspeksi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat/memandang dari
kepala sampai ujung kaki.
Yang dinilai ialah kemungkinan bentuk tubuh
yang normal, kebersihan kulit, rambut, muka, conjunctiva, skelera, hidung dan
telinga, mulut, apakah ada caries dentis, stomatitis, karang gigi, leher apakah
ada pembesaran kelenjar gondok, payudara apakah simetris kiri dan kanan,
keadaan putting susu menonjol atau tidak, colostrums ada atau tidak, perut
membesar sesuai dengan tua kehamilan, apakah ada bekas luka operasi, vulva
apakah bersih, ada varises atau tidak, oedema dan pengeluaran dari vagina. Anus
apakah ada haemorhoid, extremitas atas dan bawah apakah ada kelainan.
Hasil yang mungkin
timbul dari anamnesa pada kasus ibu dengan solusio plasenta :
·
Pasien
gelisah, sering mengerang karena kesakitan.
·
Pucat, sianosis dan
berkeringat dingin.
·
Terlihat darah
keluar pervaginam (tidak selalu).
2)
Secara
palpasi, yaitu pemeriksaan yangdilihat dengan cara meraba.
Dengan cara
menggunakan cara Leopold, kemungkinan yang ditemukan ialah :
Leopold I : tinggi fundu uteri dalam cm, tinggi fundus uteri (TFU)
tidak sesuai dengan tuanya kehamilan
Leopold II :pada dinding perut sebelah kanan
atau kiri ibu kemungkinan teraba punggung, anggota gerak atau bokong, kepala.
Leopold III :teraba bagian bokong, kepala atau
lainnya
Leopold IV :bagian terbawah janin belum masuk PAP.
3)
Secara
auskultasi
Kemungkinan dapat
terdengar bunyi jantng janin, frekuensinya, teratur atau tidak tetapi biasanya sulit dilakukan pada
kehamilan dengan solusio plasenta.
4)
Secara
perkusi
Kemungkinan
refleks patella kiri dan kanan positif.
5)
Pemeriksaan
ukuran panggul
Kemungkinan
normal dengan pengukuran jangka panggul.
6)
Pemeriksaan
tafiran berat badan janin (TBJ)
Kemungkinan berat
janin normal, dengan menggunakan rumus:
(TFU dlm cm – 13) x
155
Kemudian ditambah
375 untuk lingkaran abdomen yang lebih dari 100cm.
3.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
a)
Laboratorium
Darah :Hb,
Haematokrit, golongan darah, kadar estriol.
Urine :kemungkinan ditemui protein aceton, dan
kadar estriol yang berkurang, reduksi.
b)
USG
Kemungkinan keadaan
janin hidup
dan dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan kesejahteraan janin.
c)
Pemeriksaan
CTG (kardiografi)
Pemeriksaan ini
bertujuan untuk memantau detak jantung janin, hasil pemantauan detak jantung
janin, tergantung dari klasifikasi dan cepatnya plasenta terlepas sehingga
dapat mempengaruhi sirkulasi retroplasenter yang selanjutnya akan langsung
mempengaruhi nutrisi dari pertukaran O2/CO2 intraplasenta.
B.
Langkah II (Interpretasi Data Dasar)
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
masalah atau diagnosadan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar
atas data-data yang telah dikumpulkan.
Berdasarkan kasus ini, maka kemungkinan interpretasi data
yang timbul adalah ;
a.
Diagnosa Kebidanan
Ibu hamil G…, P…, A…, H….usia
kehalan…,janin intra atau ekstrauterine, janin hidup atau mati, letak anak,
anak tunggal/kembar, keadaan jalan lahir, keadaan umum ibu, dengan solusio
plasenta.
Dasar :
1. Nyeri tekan uterus dan tegang.
2. Leopold I : T Fut, TBBJ
3. Leopold II : Puki, Puka atau lainnya (letak
sungsang atau letak lintang)
4. Leopold III: bisa kepala, bokong, letak
lintang ataupun letak sungsang
5. Leopold IV: Bagian terbawah janin belum
masuk PAP
6. DJJ : kadang tidak terdengar (sulit
dinilai)
7. Ibu mengatakan hamil anak...
8. bagian-bagian janin sukar dinilai
9. keluar darah dari pengeluaran pervaginam
ibu
b.
Masalah
Masalah yang kemungkinan timbul adalah
kecemasan dan ganggauan rasa nyaman.
Dasar : Ibu mengeluh perut terasa tegang,
keluar bercak darah dan nyeri perut kiri bagian bawah.
c.
Kebutuhan
1) Penyuluhan tentang istirahat ibu
Dasar : dari TTV dan KU ibu
2) Dukungan psikologi
Dasar : karena ibu mengatakan cemas
3) Kebersihan vulva
Dasar
: pencegahan infeksi dan rasa nyaman
4) Hidrasi
Dasar
: kebutuhan cairan dan nutrisi sangat penting apalagi jika ibu anemia
5) Rasa nyaman
Dasar
: karena Ibu mengatakan merasa nyeri dan kadang-kadang perutnya tertekan dan
tegang.
6) Penyululuhan tentang resiko persalinan
Dasar
: karena agar ibu lebih mempersiapkan persalinannnya.
7) Ajarkan ibu posisi yang benar pada ibu
hamil
Dasar
: berhubungan dengan rasa nyaman.
C.
Langkah III ( Mengidentifikasi Diagnosa Atau
Masalah Potensial)
Kemungkinan diagnosa atau masalah potensial yang timbul :
1.
Potensial terjadi gawat janin
Dasar : karena plasenta yang lepas sebelum
waktunya, karena terputusnya hubungan antara janin dan ibu sehingga dapat
mempengaruhi nutrisi dan pertukaran O2/CO2 intraplasenta.
2.
Potensial terjadi hipoksia pada janin
Dasar : karena terputunya hubungan
antara janin dan ibu sehingga dapat mempengaruhi nutrisi dan pertukaran O2/CO2
intraplasenta.
D.
Langkah IV (Identifikasi Kebutuhan Yang
Memerlukan Penanganan Segera)
Kemungkinan tindakan segera pada kasus kehamilan/persalinan
dengan solusio plasenta antara lain :
1. Kolaborasi dengan dokter segera mungkin jika
terjadi komplikasi yang lebih hebat
E.
Langkah V (Merencanakan Asuhan Yang
Menyeluruh)
Langkah ini merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa
yang telah diidentifikasikan atau merupakan lanjutan dari setiap masalah yang
berkaitan dengan kerangka pedoman tentang apa yang akan terjadi berikutnya,
penyuluhan, konseling dan rujukan untuk masalah sosial, ekonomi, kultural, atau
masalah psikologis bila diperlukan. Suatu rencana asuhan harus di setujui oleh
kedua belah pihak baik bidan maupun klien agar perencanaan dapat dilakukan
dengan efektif. Semua keputusan harus bersifat rasional dan valid berdasarkan
teori serta asumsi yang berlaku tentang apa yang akan dan tidak dilakukan.
Adapun
rencana asuhan yang dibutuhkan pasien dalam kasus ini yaitu:
a. Jelaskan
keadaan ibu saat ini
b. Anjurkan
ibu untuk melahirkan ditenaga kesehatan atau rumah sakit
c. Ajarkan
pada ibu untuk mengatasi gangguan rasa nyaman
d. Ajarkan
pada ibu untuk senam hamil
e. Pemenuhan
kebutuhan nutrisi ibu
f. Jelaskan
tentang gizi ibu hamil
g. Ajarkan
cara minum Fe
h. Jelaskan
tanda-tanda persalinan
i.
Cara mengurangi rasa sakit
j.
Jelaskan pengaruh sering BAK adalah normal
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Solusio
plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas
dari perlekatannya sebelum janin lahir. Biasanya dihitung sejak kehamilan 28
minggu.
Terdapat 2 jenis perdarahan yang terjadi :
Terdapat 2 jenis perdarahan yang terjadi :
1.
Jenis perdarahan tersembunyi (concealed)
: 20%
2.
Jenis perdarahan keluar (revealed)
: 80%
Pada
jenis tersembunyi, perdarahan terperangkap dalam cavum uteri [hematoma
retroplasenta] dan seluruh bagian plasenta dapat terlepas, komplikasi yang
diakibatkan biasanya sangat berat dan 10% disertai dengan Disseminated
Intravascular Coagulation.
Pada jenis terbuka, darah keluar dari ostium uteri, umumnya hanya sebagian dari plasenta yang terlepas dan komplikasi yang diakibatkan umumnya tidak berat.
Kadang-kadang, plasenta tidak lepas semua namun darah yang keluar terperangkap dibalik selaput ketuban (relativelly concealed) 30% perdarahan antepartum disebabkan oleh solusio plasenta
Pada jenis terbuka, darah keluar dari ostium uteri, umumnya hanya sebagian dari plasenta yang terlepas dan komplikasi yang diakibatkan umumnya tidak berat.
Kadang-kadang, plasenta tidak lepas semua namun darah yang keluar terperangkap dibalik selaput ketuban (relativelly concealed) 30% perdarahan antepartum disebabkan oleh solusio plasenta
B.
Semoga makalah ini
dapat berguna bagi pembaca khusus nya bagi mahasiswa kebidanan untuk menambah
ilmu pengetahuan mengenai solusio plasenta.
DAFTAR PUSTAKA
1. Manuaba
prof.dr.ida bagus Gde ,dkk.2007. Pengantar Kuliah Obstetri, Jakarta: Buku Kedokteran
EGC
2. Fadlun,
Feryanto Achmad, 2011. Asuhan Kebidanan IV Patologi, Jakarta: Trans info media.
3. Bagian
Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.
Obstetri Patologi, Pencetak : Penerbit & Percetakan Elstar Offset, Bandung.
4. http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/09/solusio-plasenta.html
Casino Wylde: Get a $20 No Deposit Bonus Code for
BalasHapusJoin the 경주 출장안마 fun 청주 출장샵 at 남원 출장마사지 Casino Wylde in Wylde with Free Spins, No Deposit Bonus Codes and Exclusive Offers! 양주 출장샵 Get up to $20 free by playing your favorite slot games. 문경 출장안마