1.1.pengertian sifilis
Sifilis adalah penyakit
kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi penyait ini mulai
menurun,tapi masih merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat menyerang
seluruh organ tubuh termasuk sistem peredaran darah,syaraf dan dapat di
tularkan oleh ibu hamil kepada bayi yang di kandungnya,sehingga menyebabkan
kelainan bawaan pada bayi tersebut,sifilis sering di kenal sebagai lues,raja
singa.
1.2.etiologi
Penyebab sifilis adalah
masuknya suatu bakteri yang berbentuk spiral yang di sebut tripodema
pallidum.dengan strategi hampir selalu menular ke korban baru melalui
persetubuhan atau seks oral,makhluk kecil ini mencari jalan masuk melalui kulit
dan dari sana ia menyebar dengan ganas.beberapa jam setelah bakteri ini masuk
kedalam kulit,mereka yang berbentuk spiral ini berhasil masuk kedalam aliran
darah,dan dalam satu minggu mereka menyebar keseluruh tubuh,jika tidak di
obati,infeksi tersebut berkembang melalui 3 tahap selama bertahun-tahun.selama
tahap pertama (sifilis awal),sebuah bisul yang tidak sakit timbul dimna bakteri
itu masuk kedalam tubuh.bisul ini atau chancre biasanya muncul berkisar antara
10 hingga 90 hari setelah infeksi dan hampir selalu di bagian genital.
Biasanya,bisul-bisul
sifilis memiliki bagian tenga yang halus dan pinggiran yang menonjol dan keras
dan kadang-kadang berisi nanah kuning seperti lepuh atau jerawat,demikian
menurut Dr.whiteside.pada laki-laki,bisul-bisul itu biasanya muncul pada atau
dekat kepala penis.pada wanita bisul-bisul itu biasanya pada labia(bibir
vagina),namun kadang-kadang erada pada vagina bagian dalam,dimana bisul-bisul
itu tidak dapat di lihat atau di rasakan.kadang-kadang bisul itu muncul di
mulut,payudara,jari-jari lidah atau wajah.
Setelah itu penyakit
ini sulit di lacak.dalam satu atau dua bulan,bisul-bisul itu sembuh dan
lenyap,yang menyebabkan banyak orang yang terinfeksijuga menyimpulkan kalu
infeksinya telah sembuh.namun,ini tidak benar.
Penyakit itu hanya
menghilang kedalam tubuh dan terus melakukan kerusakan ke tempat-tempat yang
tidak dapat di lihat.(ini alasannya mengapa segala jenis bisul genital harus di
periksakan oleh seorang dokter.jangan menunggu sampai bisul tersebut lenyap
karena pada penyakit sifilis bisul itu akan menghilang dengan sendirinya .)
2.3.patogenesis
Kuman penyebab sifilis
disebut trofenema pallidum.masa tanpa gejala berlangsung 3-4 minggu
,kadang-kadang sampai 13 minggu.kemudian timbul benjolan sekitar alat kelamin.
Ada bercak-bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12minggu setelah hubungan
seks,tetapi akan hilang dengan sendirinya dan sering kali penderita tidak
memperhatikan hal ini.
Selama2-3 tahun pertama
penyakit ini tidak menunjukan gejala apa-apa atau di sebut masa loaten.setelah
5-10tahun penyakit sifilis akan menyerang susunan saraf otak,pembuluh darah dan
jantung.pada perempuan hamil sifilis dapat di ntularkan pada bayi yang di
kandungnya dan bisa lahir dengan kerusakan kulit,hat,limfa,dan keterbelakangan
mental.
2.4.infeksi sifilis
pada kehamilan
Penyebab:treponema
pallidiumnyang dapat menembus plasenta setalah kehamilan 16minggu,oleh karena
itu ada baiknya melakukan pemeriksaan serologis sebelum hamil sehingga
penggobatan dapat di terapkan sampai sembuh.
Diagnisis penyakit ini
tidak terlalu sukar karena terdapat luka pada daerah genetalia,mulut,atau
tempat lainnya.pengaruhnya terhadap kehamilan dapat dalam bentuk persalinan
prematur atau kematian dalam rahim dan infeksi bayi dalam bentuk lues
kongenitas (pempigus sifilitus,deskuamasi kulit telapak tangan dan kaki,terdapat
pkelainan pada mulut dan gigi).pengobatannya mudah dan sebaiknya diberikan
bersama suami diobati penisilin injeksi,untuk wanita hamil trimester 1 di obati
sedini mungkin untuk mencegah penularan janin.
1.5.prognosis
Prognosis pada ibu
hamil dengan sifilis buruk,jika tidak di lakukan penanganan yang tepat akan
berdampak baik si ibu maupun untuk janin yang di kandungnya.
1.6.gejala subjektif
dan objektif
Secara umum manifestasi
klinik dari penyakit sifilis yaitu:keluarnya cairan dari vagina,penis atau dubur
yang berbeda dari biasanya.dapat berwarna putih susu,kekuningan,kehijauan,atau
disartai bercak darah dan bau yang tidak enak,perih,nyeri atau panas saat BAK
atau setelah buang air kecil atau menjadi sering BAK.adanya luka terbuka(luka
besar di sekitar kemaluan atau mulut).dapat terasanya nyeri atau tidak,tumbuh
sesuatu seperti jengger ayam atau kulit sekitar kemaluan,pada pria skrotum
menjadi bengkak dan nyeri.sakit perut bagian bawah kadang timbul ,terkadang
hilang,secara umum merasa tidak enak badan atau demam.
Secara khusus
manifaestasi klinik dari penyakit sifilis antara lain:sifili stadium satu
terjadi efek primer berupa papul tidaknyeri sekitar 3 minggu kemudian terjadi
penjalaran ke kelenjar inguinal medial.timbul lesi pada alat kelamin ekstra
genital seperti bibir,lidah,tonsil,puting susu ,jari dan anus misallnya pada
penulara ekstrakoital,sifilis stadium 2 gejala konstitusi seperti nyeri kepala
subfebris,anoreksia,nyeri pada tulang,leher timbul macula,papula,pustule,dan
rupia.kelainan selaput lendirlimfadenitis yang generalisata.sifilis stadium 3
terjadi setelah 3-7 tahun setelah infeksi guma dapat timbul pada setiap
jaringan dan organ,membentuk nekrosis sentral juga di temukan di organ
dalamyaitu lambung,paru-paru.nodus di bawah kulit dapat berskuma tidak nyeri.
Sifilis congenital,pada
kondisi dini dapat muncul beberapa minggu (3minggu) setelah bayi di
lahirkan,kelainan dapat berupa vesikel bula,pemfigus
sifilitika,papula,skuma,sekret hidung yamng sering bercampur dengan
darah,adanya osteokondritis pada foto rontgen.
Kondisi lanjut dapat
terjadi pada usia 2 tahun lebih.pada 7-9 tahun dengan adanya keratitis
intersia(menyebabkan kebutaan),ketulian,gigi hutchinson,parises perporasi
palatum durum,serta kelainan tulang tibia dan frontalis.
1.7.klasifikasi
Stadium satu.stadium
ini di tandai oleh timbulnya luka yang kemerahan dan basah di daerah
vagina,poros usus atau mulut.luka ini di sebut dengan chancre,dan muncul di
tempat spirochaeta masuk ke tubuh seseorang untuk pertama
kalinya.pembengkakakan kelenjar getah bening juga di temukan pada stadium
ini,setelah beberapa minggu,chancre tersebut akan menghilang.stadium ini
merupakan stadium yang sangat menular.
Stadium dua.kalau
stadium satu tidak di obati,biasanya para penderita akan mengalami
ruam,khususnya di telapak kaki dan tangan .mereka juga dapat menemukan adanya
luka-luka di bibir,mulut,tenggorokan,vagina
dan dubur.gejala-gejala yang mirip dengan flu,seperti demam dan
pegal-pegal,mungkin juga di alami pada stdium ini.stadium ini biasanya
berlangsung selama 1-2 minggu.
Stadium tiga.kalau
sifilis stadium dua juga belum di obati,para penderita akan mengalami yang di
namakan dengan sifilis laten.hal ini berarti bahwa semua gejala penyakit akan
menghilang,namun sesungguhnya penyakit ini akan bersarang dalam tubuh.dan
bakteri penyebabnya pun masih bergerak di seluruh tubuh,sifilis laten ini akan
berlangsung selama bertahun-tahun lamanya.
Stadium empat.penyakit
ini akhirnya di sebut dengan sifilis tersier.pada stadium ini,spirochaeta telah
menyebar keseluruh tubuh dan dapat merusak otak,jantung,batang otak,dan tulang.
Orang yang teah
tertular oleh spirochaeta penyebab sifilis dapat di teukan adanya chancre
setelah tiga hari tiga bulan bakteri masuk ke dalam tubuh,kalau sifilis stadium
ini tidak di obati,tahap kedua penyakit ini akan timbul kapan saja,mulai dari
tiga sampai enam minggu setelah timbulnya chancre.
Sifilis dapat
mempertinggi resiko terinfeksi HIV.hal ini di karenakan lebih mudahnya virus
HIV masuk kedalam tubuh seseorang bila terdapat luka,sifilis yang diderita akan
sangat membahayakan kesehatan seseorang bila tidak di obati,baik pada penderita
laki-laki maupun perempuan.spirochaeta dapat menyebar keseluruh tubuh dan
menyebabakan rusaknya organ-organ vital yang sebagian besar tidak dapat di
pulihkan . sifilis pada ibu hamil yang tidak di obati juga dapat menyebabkan
cacat lahir primer pada bayi yang di kandungnya.
1.8.penanganan(intruksi
dokter)
Sifilis pada stadium
satu.di berikan benzatin penisilin dengan dosisi total 4,5 juta unit secara I,M
berturut-turut 1,2 juta unit selama seminggu.penisilin prokain dalam alumunium
monostrearat(PAM)setiap 3 kali sehari 1,2 juta unit sehingga mencapai dosisi
total 4,8 juta unit,penisili prokain dalam akua 600.000 unit selama 10 hari
sehari-hari.
Sifilis pada stadium
dua. di berikan benzatin penisilin dengan dosisi total 6,0 juta unit secara IM
2,4 dan 1,2 juta unit selang seminggu.penisilin prokain dalam aluminium monostrearat(PAM)setiap 3 kali sehari 1,2
juta unit sehingga mencapai dosis total 6juta unit. penisili prokain dalam akua
600.000 unit selama 10 hari sehari-hari.
Sifilis pada stadium
tiga(sifilis kardio vaskular atau neuro sifilis). di berikan benzatin penisilin
dengan dosisi total 9 juta unit,di suntikan berturut-turut 2,4 dan 1,8 juta
selang sminggu. penisilin prokain dalam aluminium monostrearat(PAM)setiap 3 kali sehari 1,2juta
unit sehingga mencapai dosis total 9juta unit. penisili prokain dalam akua
600.000 unit selama 15 hari sehari-hari.
2.1.pengertian
gonore(GO)
Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian putih mata (konjungtiva) dan bagian tubuh yang lain.
2.2.Etiologi
Gonore disebabkan oleh gonokok yang dimasukkan ke dalam kelompok Neisseria, sebagai Neisseria Gonorrhoeae. Gonokok termasuk golongan diplokok berbentuk biji kopi dengan lebar 0,8 u, panjang 1,6 u, dan bersifat tahan asam. Kuman ini juga bersifat negatif-Gram, tampak di luar dan di dalam leukosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati pada keadaan kering, tidak tahan suhu di atas 39 derajat C, dan tidak tahan zat desinfektan. Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang (imatur), yakni pada vagina wanita sebelum pubertas.
2.3.gambaran klinik
Pada pria
1. Masa tunas gonore sangat singkat, umumnya berlangsung 2-5 hari.
2. Kuman yang ada di uretra menimbulkan uretritis. Paling banyak uretritis anterior akuta.
3. Keluhan berupa rasa gatal
4. Panas di bagian distal uretra di sekitar orifisium distal eksternum
5. Disuria
6. Polakisuria
7. Keluar duh tubuh dari ujung uretra yang kadang disertai darah
8. Nyeri pada waktu ereksi
9. Pada pemeriksaan tampak orifisium uretra eksternum kemerahan, edema, dan ektropion. Tampak pula duh tubuh yang mukopurulen. Pada beberapa kasus dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral atau bilateral.
Pada wanita
1. Masa tunas sulit untuk ditemukan karena pada umumnya asimtomatik, gejala awal bisa timbul pada waktu 7-21 hari setelah terinfeksi
2. Pada wanita, penyakit akut atau kronik jarang ditemukan gejala subjektif dan objektifnya.
3. Infeksi pada wanita, pada mulanya henya mengenai serviks uteri
4. Keluhan: kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri pada panggul bawah, demam, keluarnya cairan dari vagina, nyeri ketika berkemih dan desakan untuk berkemih.
5. Pada pemeriksaan serviks tampak merah dengan erosi dan sekret mukopurulen, duh tubuh akan terlihat lebih banyak, bila terjadi servitis akut.
2.4.Komplikasi
Pada pria
a. Tisonotis (radang kelenjar tyson)
b. Para uretritis
c. Littritis (radang kelenjar littre)
d. Cowperitis (radang kelenjar cowper)
e. Prostatitis
f. Vesikulitis
g. Funikulitis
h. Epididimitis
i. Infertilitas
j. Trigonitis
Pada wanita
a. Infeksi pada serviks (servisitis gonore)
b. Salpingitis (penyakit radang panggul)
c. Infertilitas
d. Infeksi pada uretra dapat terjadi para uretritis
e. Pada kelenjar Bartholin (bartholinitis)
f. adanya kemungkinan lahir prematur, infeksi neonatal dan keguguran akibat infeksi gonokokkus pada wanita hamil
g. adanya sepsis pada bayi baru lahir karena gonore pada ibu
pada janin dan bayi baru lahir
a. kebutaan, untuk mencegah kebutaan, semua bayi yang lahir di rumah sakit biasanya diberi tetesan mata untuk pengobatan gonore
b. pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan dari matanya keluar nanah
c. penyakit sistemik seperti meningitis dan arthritis sepsis pada bayi yang terinfeksi pada proses persalinan.
Komplikasi diseminata pada pria dan wanita dapat berupa artritis, miokarditis, endokarditis, perikarditis, meningitis dan dermatitis.
Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seksual melalui anus (lubang dubur) bisa menderita gonore pada rektumnya. Penderita merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar, tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah. Pada pemeriksaan dengan anaskop akan tampak lendir dan cairan di dinding rektum penderita. Melakukan hubungan seksual melalui mulut (oral sex) dengan seorang penderita gonore bias menyebabakn gonore pada tenggorokan (faringitis gonokokal). Biasanya infeksi ini tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan menelan. Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata maka bisa terjadi infeksi mata luar (konjungtivitis gonore).
2.5..Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan pembantu.
2.6.Pemeriksaan Khusus
a. Eksudat untuk diplokok intraselular gram-negatif
b. Biakan pada media khusus
c. Pemeriksaan antibodi fluoresensi
d. Biakan dan kanalis ani pada pria homoseksual
e. Biakan dan serviks pada wanita
f. Biakan dan faring pada kasus-kasus yang dicurigai terjadi kontak orogenital
g. Tes serologik untuk sifilis
2.7.Pengobatan
Antibiotik adalah pengobatan untuk gonore. Pasangan seksual juga harus diperiksa dan diobati sesegera mungkin bila terdiagnosis gonore. Hal ini berlaku untuk pasangan seksual dalam 2 bulan terakhir, atau pasangan seksual terakhir bila selama 2 bulan ini tidak ada aktivitas seksual. Banyak antibiotika yang aman dan efektif untuk mengobati gonorrhea, membasmi N.gonorrhoeae, menghentikan rantai penularan, mengurangi gejala, dan mengurangi kemungkinan terjadinya gejala sisa.
Pilihan utama adalah penisilin + probenesid. Antibiotik yang dapat digunakan untuk pengobatan gonore, antara lain:
1. Amoksisilin 2 gram + probenesid 1 gram, peroral
2. Ampisilin 2-3 gram + probenesid 1 gram. Peroral
3. Azitromisin 2 gram, peroral
4. Cefotaxim 500 mg, suntikan Intra Muskular
5. Ciprofloxacin 500 mg, peroral
6. Ofloxacin 400 mg, peroral
7. Spectinomisin 2 gram, suntikan Intra Muskular
Obat-obat tersebut diberikan dengan dosis tunggal.
2.8.Pengobatan pada situasi khusus, misalnya:
Hamil/menyusui
Pada wanita hamil tidak dapat diberikan obat golongan kuinolon dan tetrasiklin. Yang direkomendasikan adalah pemberian obat golongan sefalosporin (Seftriakson 250 mg IM sebagai dosis tunggal). Jika wanita hamil alergi terhadap penisilin atau sefalosporin tidak dapat ditoleransi sebaiknya diberikan Spektinomisin 2 gr IM sebagai dosis tunggal. Pada wanita hamil juga dapat diberikan Amoksisilin 2 gr atau 3 gr oral dengan tambahan probenesid 1 gr oral sebagai dosis tunggal yang diberikan saat isolasi N. gonorrhoeae yang sensitive terhadap penisilin. Amoksisilin direkomendasikan unutk pengobatan jika disertai infeksi C. trachomatis.
2.9.Pencegahan
a. Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi.
b. Pemakaian Kondom dapat mengurangi tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini
c. hindari hubungan seksual sampai pengobatan antibiotik selesai.
d. Sarankan juga pasangan seksual kita untuk diperiksa guna mencegah infeksi lebih jauh dan mencegah penularan
e. wanita tuna susila agar selalu memeriksakan dirinya secara teratur, sehingga jika terkena infeksi dapat segera diobati dengan benar
f. Pengendalian penyakit menular seksual ini adalah dengan meningkatkan keamanan kontak seks dengan menggunakan upaya pencegahan.
Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian putih mata (konjungtiva) dan bagian tubuh yang lain.
2.2.Etiologi
Gonore disebabkan oleh gonokok yang dimasukkan ke dalam kelompok Neisseria, sebagai Neisseria Gonorrhoeae. Gonokok termasuk golongan diplokok berbentuk biji kopi dengan lebar 0,8 u, panjang 1,6 u, dan bersifat tahan asam. Kuman ini juga bersifat negatif-Gram, tampak di luar dan di dalam leukosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati pada keadaan kering, tidak tahan suhu di atas 39 derajat C, dan tidak tahan zat desinfektan. Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang (imatur), yakni pada vagina wanita sebelum pubertas.
2.3.gambaran klinik
Pada pria
1. Masa tunas gonore sangat singkat, umumnya berlangsung 2-5 hari.
2. Kuman yang ada di uretra menimbulkan uretritis. Paling banyak uretritis anterior akuta.
3. Keluhan berupa rasa gatal
4. Panas di bagian distal uretra di sekitar orifisium distal eksternum
5. Disuria
6. Polakisuria
7. Keluar duh tubuh dari ujung uretra yang kadang disertai darah
8. Nyeri pada waktu ereksi
9. Pada pemeriksaan tampak orifisium uretra eksternum kemerahan, edema, dan ektropion. Tampak pula duh tubuh yang mukopurulen. Pada beberapa kasus dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral atau bilateral.
Pada wanita
1. Masa tunas sulit untuk ditemukan karena pada umumnya asimtomatik, gejala awal bisa timbul pada waktu 7-21 hari setelah terinfeksi
2. Pada wanita, penyakit akut atau kronik jarang ditemukan gejala subjektif dan objektifnya.
3. Infeksi pada wanita, pada mulanya henya mengenai serviks uteri
4. Keluhan: kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri pada panggul bawah, demam, keluarnya cairan dari vagina, nyeri ketika berkemih dan desakan untuk berkemih.
5. Pada pemeriksaan serviks tampak merah dengan erosi dan sekret mukopurulen, duh tubuh akan terlihat lebih banyak, bila terjadi servitis akut.
2.4.Komplikasi
Pada pria
a. Tisonotis (radang kelenjar tyson)
b. Para uretritis
c. Littritis (radang kelenjar littre)
d. Cowperitis (radang kelenjar cowper)
e. Prostatitis
f. Vesikulitis
g. Funikulitis
h. Epididimitis
i. Infertilitas
j. Trigonitis
Pada wanita
a. Infeksi pada serviks (servisitis gonore)
b. Salpingitis (penyakit radang panggul)
c. Infertilitas
d. Infeksi pada uretra dapat terjadi para uretritis
e. Pada kelenjar Bartholin (bartholinitis)
f. adanya kemungkinan lahir prematur, infeksi neonatal dan keguguran akibat infeksi gonokokkus pada wanita hamil
g. adanya sepsis pada bayi baru lahir karena gonore pada ibu
pada janin dan bayi baru lahir
a. kebutaan, untuk mencegah kebutaan, semua bayi yang lahir di rumah sakit biasanya diberi tetesan mata untuk pengobatan gonore
b. pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan dari matanya keluar nanah
c. penyakit sistemik seperti meningitis dan arthritis sepsis pada bayi yang terinfeksi pada proses persalinan.
Komplikasi diseminata pada pria dan wanita dapat berupa artritis, miokarditis, endokarditis, perikarditis, meningitis dan dermatitis.
Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seksual melalui anus (lubang dubur) bisa menderita gonore pada rektumnya. Penderita merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar, tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah. Pada pemeriksaan dengan anaskop akan tampak lendir dan cairan di dinding rektum penderita. Melakukan hubungan seksual melalui mulut (oral sex) dengan seorang penderita gonore bias menyebabakn gonore pada tenggorokan (faringitis gonokokal). Biasanya infeksi ini tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan menelan. Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata maka bisa terjadi infeksi mata luar (konjungtivitis gonore).
2.5..Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan pembantu.
2.6.Pemeriksaan Khusus
a. Eksudat untuk diplokok intraselular gram-negatif
b. Biakan pada media khusus
c. Pemeriksaan antibodi fluoresensi
d. Biakan dan kanalis ani pada pria homoseksual
e. Biakan dan serviks pada wanita
f. Biakan dan faring pada kasus-kasus yang dicurigai terjadi kontak orogenital
g. Tes serologik untuk sifilis
2.7.Pengobatan
Antibiotik adalah pengobatan untuk gonore. Pasangan seksual juga harus diperiksa dan diobati sesegera mungkin bila terdiagnosis gonore. Hal ini berlaku untuk pasangan seksual dalam 2 bulan terakhir, atau pasangan seksual terakhir bila selama 2 bulan ini tidak ada aktivitas seksual. Banyak antibiotika yang aman dan efektif untuk mengobati gonorrhea, membasmi N.gonorrhoeae, menghentikan rantai penularan, mengurangi gejala, dan mengurangi kemungkinan terjadinya gejala sisa.
Pilihan utama adalah penisilin + probenesid. Antibiotik yang dapat digunakan untuk pengobatan gonore, antara lain:
1. Amoksisilin 2 gram + probenesid 1 gram, peroral
2. Ampisilin 2-3 gram + probenesid 1 gram. Peroral
3. Azitromisin 2 gram, peroral
4. Cefotaxim 500 mg, suntikan Intra Muskular
5. Ciprofloxacin 500 mg, peroral
6. Ofloxacin 400 mg, peroral
7. Spectinomisin 2 gram, suntikan Intra Muskular
Obat-obat tersebut diberikan dengan dosis tunggal.
2.8.Pengobatan pada situasi khusus, misalnya:
Hamil/menyusui
Pada wanita hamil tidak dapat diberikan obat golongan kuinolon dan tetrasiklin. Yang direkomendasikan adalah pemberian obat golongan sefalosporin (Seftriakson 250 mg IM sebagai dosis tunggal). Jika wanita hamil alergi terhadap penisilin atau sefalosporin tidak dapat ditoleransi sebaiknya diberikan Spektinomisin 2 gr IM sebagai dosis tunggal. Pada wanita hamil juga dapat diberikan Amoksisilin 2 gr atau 3 gr oral dengan tambahan probenesid 1 gr oral sebagai dosis tunggal yang diberikan saat isolasi N. gonorrhoeae yang sensitive terhadap penisilin. Amoksisilin direkomendasikan unutk pengobatan jika disertai infeksi C. trachomatis.
2.9.Pencegahan
a. Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi.
b. Pemakaian Kondom dapat mengurangi tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini
c. hindari hubungan seksual sampai pengobatan antibiotik selesai.
d. Sarankan juga pasangan seksual kita untuk diperiksa guna mencegah infeksi lebih jauh dan mencegah penularan
e. wanita tuna susila agar selalu memeriksakan dirinya secara teratur, sehingga jika terkena infeksi dapat segera diobati dengan benar
f. Pengendalian penyakit menular seksual ini adalah dengan meningkatkan keamanan kontak seks dengan menggunakan upaya pencegahan.
DAFTAR
PUSTAKA
Manuaba, IGB. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan
dan Keluarga Berencana. EGC. Jakarta;1998.
Bagian obstetri dan ginekologi FK UNPAD. Ginekologi. Elstar Offset. Bandung;1997.
Malik SR, Amin S, Anwar AI. Gonore. In: Amiruddin MD, editor. Penyakit Menular Seksual. Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin; 2004.
Dalil SF, Maksa WIB, Zubier F, Judanarso J, editor. Infeksi menular seksual. Fakultas kedokteran UI;Jakarta;2005.
Bagian obstetri dan ginekologi FK UNPAD. Ginekologi. Elstar Offset. Bandung;1997.
Malik SR, Amin S, Anwar AI. Gonore. In: Amiruddin MD, editor. Penyakit Menular Seksual. Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin; 2004.
Dalil SF, Maksa WIB, Zubier F, Judanarso J, editor. Infeksi menular seksual. Fakultas kedokteran UI;Jakarta;2005.
Yeyeh rukiyah,ai.asuhan kebidanan IV(patologi
kebidanan).trans info media.jakarta:2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar