A.
DUA KOMPONEN PROSES MENJADI ORANG TUA
Stelle & Pollack
(1986) menyatakan bahwa menjadi orang tua merupakan suatu proses yang terdiri
dari dua komponen. Komponen pertama bersifat praktis dan mekanis, melibatkan
keterampilan kognitif dan motorik ; komponen kedua bersifat emosional,
melibatkan keterampilan afektif dan kognitif.
1.
Keterampilan
Kognitif-Motorik
Aktivitas perawatan
anak, seperti memberi makan, menggendong, mengenakan pakaian, membersihkan
bayi, dan menjaganya dari bahaya.
2.
Keterampilan
Kognitif-Afektif
Reaksi
orangtua dan keluarga terhadap bayi yang baru lahir, berbeda-beda. Hal ini
dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya reaksi emosi maupun pengalaman.
Masalah lain juga dapat berpengaruh, misalnya masalah pada jumlah anak, keadaan
ekonomi, dan lain-lain. Respon yang mereka perlihatkan pada bayi baru lahir,
ada yang positif dan ada juga yang negatif.
Respon Positif
Respon positif dapat ditunjukkan dengan:
Respon positif dapat ditunjukkan dengan:
- Ayah dan keluarga menyambut kelahiran bayinya dengan bahagia.
- Ayah bertambah giat bekerja untuk memenuhi kebutuhan bayi dengan baik.
- Ayah dan keluarga melibatkan diri dalam perawatan bayi.
- Perasaan sayang terhadap ibu yang telah melahirkan bayi.
Respon Negatif
Respon negatif dapat ditunjukkan dengan:
Respon negatif dapat ditunjukkan dengan:
- Kelahiran bayi tidak dinginkan keluarga karena jenis kelamin yang tidak sesuai keinginan.
- Kurang berbahagia karena kegagalan KB.
- Perhatian ibu pada bayi yang berlebihan yang menyebabkan ayah merasa kurang mendapat perhatian.
- Faktor ekonomi mempengaruhi perasaan kurang senang atau kekhawatiran dalam membina keluarga karena kecemasan dalam biaya hidupnya.
- Rasa malu baik bagi ibu dan keluarga karena anak lahir cacat.
- Anak yang dilahirkan merupakan hasil hubungan zina, sehingga menimbulkan rasa malu dan aib bagi keluarga.
Perilaku orang
tua yang dapat mempengaruhi ikatan kasih sayang antara orang tua terhadap bayi
baru lahir, terbagi menjadi:
- Perilaku memfasilitasi.
- Perilaku penghambat.
Perilaku Memfasilitasi
- Menatap, mencari ciri khas anak.
- Kontak mata.
- Memberikan perhatian.
- Menganggap anak sebagai individu yang unik.
- Menganggap anak sebagai anggota keluarga.
- Memberikan senyuman.
- Berbicara/bernyanyi.
- Menunjukkan kebanggaan pada anak.
- Mengajak anak pada acara keluarga.
- Memahami perilaku anak dan memenuhi kebutuhan anak.
- Bereaksi positif terhadap perilaku anak.
Perilaku Penghambat
- Menjauh dari anak, tidak memperdulikan kehadirannya, menghindar, menolak untuk menyentuh anak.
- Tidak menempatkan anak sebagai anggota keluarga yang lain, tidak memberikan nama pada anak.
- Menganggap anak sebagai sesuatu yang tidak disukai.
- Tidak menggenggam jarinya.
- Terburu-buru dalam menyusui.
- Menunjukkan kekecewaan pada anak dan tidak memenuhi kebutuhannya.
Respon orang tua terhadap bayinya
dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu:
- Faktor internal.
- Faktor eksternal.
Faktor
Internal
Yang termasuk
faktor internal antara lain genetika, kebudayaan yang mereka praktekkan dan
menginternalisasikan dalam diri mereka, moral dan nilai, kehamilan sebelumnya,
pengalaman yang terkait, pengidentifikasian yang telah mereka lakukan selama
kehamilan (mengidentifikasikan diri mereka sendiri sebagai orang tua, keinginan
menjadi orang tua yang telah diimpikan dan efek pelatihan selama kehamilan.
Faktor
Eksternal
Yang termasuk
faktor eksternal antara lain perhatian yang diterima selama kehamilan,
melahirkan dan postpartum, sikap dan perilaku pengunjung dan apakah bayinya
terpisah dari orang tua selama satu jam pertama dan hari-hari dalam
kehidupannya.
Kondisi yang
Mempengaruhi Sikap Orang Tua Terhadap Bayi
- Kurang kasih sayang.
- Persaingan tugas orang tua.
- Pengalaman melahirkan.
- Kondisi fisik ibu setelah melahirkan.
- Cemas tentang biaya.
- Kelainan pada bayi.
- Penyesuaian diri bayi pascanatal.
- Tangisan bayi.
- Kebencian orang tua pada perawatan, privasi dan biaya pengeluaran.
- Gelisah tentang kenormalan bayi.
- Gelisah tentang kelangsungan hidup bayi.
- Penyakit psikologis atau penyalahgunaan alkohol dan kekerasan pada anak.
Respon Antara
Ibu dan Bayi Sejak Kontak Awal Hingga Tahap Perkembangannya
1.
Touch (Sentuhan). Ibu memulai dengan
sebuah ujung jarinya untuk memeriksa bagian kepala dan ekstremitas bayinya.
Perabaan digunakan sebagai usapan lembut untuk menenangkan bayi.
2.
Eye to Eye Contact (Kontak Mata).
Kesadaran untuk membuat kontak mata dilakukan kemudian dengan segera. Kontak
mata mempunyai efek yang erat terhadap perkembangan dimulainya hubungan dan
rasa percaya sebagai faktor yang penting dalam hubungan manusia pada umumnya.
3.
Odor (Bau Badan). Indera penciuman pada bayi baru lahir
sudah berkembang dengan baik dan masih memainkan peran dalam nalurinya untuk
mempertahankan hidup. Indera penciuman bayi akan sangat kuat, jika seorang ibu
dapat memberikan bayinya Asi pada waktu tertentu.
4.
Bodi Warm (Kehangatan Tubuh). Jika tidak
ada komplikasi yang serius, seorang ibu akan dapat langsung meletakkan bayinya
di atas perut ibu, baik setelah tahap kedua dari proses melahirkan atau sebelum
tali pusat dipotong. Kontak yang segera ini memberi banyak manfaat baik bagi
ibu maupun si bayi yaitu terjadinya kontak kulit yang membantu agar si bayi
tetap hangat.
5.
Voice (Suara). Respon antara ibu dan
bayi berupa suara masing-masing. Orang tua akan menantikan tangisan pertama
bayinya. Dari tangisan itu, ibu menjadi tenang karena merasa bayinya baik-baik
saja (hidup). Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim, jadi tidak mengherankan
jika ia dapat mendengarkan suara-suara dan membedakan nada dan kekuatan sejak
lahir, meskipun suara-suara itu terhalang selama beberapa hari oleh sairan
amniotik dari rahim yang melekat dalam telinga.
6.
Entrainment (Gaya Bahasa). Bayi baru lahir
menemukan perubahan struktur pembicaraan dari orang dewasa. Artinya
perkembangan bayi dalam bahasa dipengaruhi kultur, jauh sebelum ia menggunakan
bahasa dalam berkomunikasi. Dengan demikian terdapat salah satu yang akan lebih
banyak dibawanya dalam memulai berbicara (gaya bahasa). Selain itu juga
mengisyaratkan umpan balik positif bagi orang tua dan membentuk komunikasi yang
efektif.
7.
Biorhythmicity (Irama Kehidupan). Janin dalam
rahim dapat dikatakan menyesuaikan diri dengan irama alamiah ibunya seperti
halnya denyut jantung. Salah satu tugas bayi setelah lahir adalah menyesuaikan
irama dirinya sendiri. Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberikan
perawatan penuh kasih sayang secara konsisten dan dengan menggunakan tanda
keadaan bahaya bayi untuk mengembangkan respon bayi dan interaksi sosial serta
kesempatan untuk belajar.
B.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON ORANG TUA
Cara orang tua berespon terhadap kelahiran anaknya
dipengaruhi berbagai faktor :
1) Usia maternal lebih dari 35 tahun
Beberapa ibu yang telah berusia merasa bahwa
merawat bayi baru lahir melelahkan secara fisik. Tindakan yang bertujuan
membantu ibu memperoleh kembali kekuatan dan tonus otot seperti latihan senam
prenatal dan pasca partm sangat dianjurkan.
2) Jaringan sosial
Primipara dan multipara memiliki kebutuhan yang
berbeda. Multi para dapat lebih mudah beradaptasi terhadap peran, sedangkan
primipara memerlukan dukungan yang lebih besar. Jaringan sosial dapat
memberikan dukungan, diamana orang tua dapat meminta bantuan. Orang tua,
keluarga mertua, yang membantu urusan rumah tangga dapat memberikan kritikan
dan dihargai.
3) Budaya
Budaya mempengaruhi interaksi orang tua dengan
bayi, demikian juga dengan orang tua atau keluarga yang mengasuh bayi.
Contohnya: wanita Vietnam hampir tidak mau merawat bayinya, menolak untuk
menggendong bayinya. Penampakan luar yang sepertinya tidak ada perhatian
terhadap bayi baru lahir dalam kelompok budaya mereka ialah upaya untuk
menjauhkan roh-roh jahat. Dalam kepercayaan wanita ini justru sangat mengasihi
dan khawatir terhadap keselamatan bayinya.
4) Kondisi Sosio ekonomi
Keluarga yang mampu membayar pengeluaran tambahan
dengan hadirnya bayi baru ini mungkin hampir tidak merasakan beban keuangan.
Keluarga yang menemukan kelahiran seorang bayi suatu beban financial dapat
mengalami peningkatan stres. Stress ini mengganggu perilaku orang tua sehingga
membuat masa transisi menjadi orang tua lebih sulit.
5) Aspirasi Personal
Bagi beberapa wanita, menjadi orang tua mengganggu
kebebasan pribadi atau kemajuan karir mereka. Kekecewaan yang timbul akibat
tidak mencapai kenaikan jabatan, misalnya akan berdampak pada cara merawat dan
mengasuh bayinya dan bahkan mereka bisa menelantarkan bayinya. Atau sebaliknya,
hal tersebut membuat mereka menunjukkan rasa khawatir yang berlebihan atau
menetapkan standar yang tinggi terhadap diri mereka dalam memberi perawatan.
2. BOUNDING ATTACHMENT
Bonding
attachment / keterikatan awal / ikatan batin
adalah suatu
proses sebagai hasil dari suatu interaksi terus menerus antara bayi dan
orang tua yang bersifat saling mencintai, memberikan keduanya pemenuhan
emosional dan saling membutuhkan.
Bagian penting
dari ikatan ialah perkenalan (Klaus, Kennel, 1982). Orang tua melakukan kontak
mata, menyentuh, dan berbicara. Selama periode ini, keluarga mencari
identifikasi bayinya melalui proses klaim. Mula-mula anak akan dicari
kesamaannya dengan anggota keluarganya, kemudian perbedaannya, dan akhirnya
keunikannya.
Ikatan diperkuat melalui penggunaan
respon sensual atau kemampuan kedua pasangan dalam melakukan interaksi orang
tua-anak.
Pengertian Bounding Attachment
- Klause dan Kennel (1983): interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi setelah lahir.
- Nelson (1986), bounding: dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir, attachment: ikatan yang terjalin antara individu yang meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.
- Saxton dan Pelikan (1996), bounding: adalah suatu langkah untuk mengunkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir; attachment: adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
- Bennet dan Brown (1999), bounding: terjadinya hubungan antara orang tua dan bayi sejak awal kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang di antara individu.
- Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat antara orang-orang seperti antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.
- Parmi (2000): suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang saling merespon antara orang tua dan bayi lahir.
- Perry (2002), bounding: proses pembentukan attachment atau membangun ikatan; attachment: suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.
- Subroto (cit Lestari, 2002): sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orang tua dan bayi.
- Maternal dan Neonatal Health: adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum.
- Harfiah, bounding: ikatan; attachment: sentuhan.
Tahap-Tahap Bounding Attachment
- Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, erbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
- Bounding (keterikatan)
- Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.
Menurut Klaus,
Kenell (1982), bagian penting dari ikatan ialah perkenalan.
Elemen-Elemen Bounding Attachment
- Sentuhan – Sentuhan, atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya.
- Kontak mata – Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya.
- Suara – Saling mendengar dan merespon suara anata orang tua dan bayinya juga penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang.
- Aroma – Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik; Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya.
- Entrainment – Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikuti nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak mulai berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
- Bioritme – Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk belajar.
- Kontak dini – Saat ini , tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orang tua–anak.
Beberapa
keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini :
- Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat.
- Reflek menghisap dilakukan dini.
- Pembentukkan kekebalan aktif dimulai.
- Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak (body warmth (kehangatan tubuh); waktu pemberian kasih sayang; stimulasi hormonal).
Prinsip-Prinsip
dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment
- Dilakukan segera (menit pertama jam pertama).
- Sentuhan orang tua pertama kali.
- Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak.
- Kesehatan emosional orang tua.
- Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan.
- Persiapan PNC sebelumnya.
- Adaptasi.
- Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak.
- Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman.
- Fasilitas untuk kontak lebih lama.
- Penekanan pada hal-hal positif.
- Perawat maternitas khusus (bidan).
- Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan sosial dari keluarga, teman dan pasangan.
- Informasi bertahap mengenai bounding attachment.
Keuntungan Bounding Attachment
- Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial.
- Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi
Hambatan Bounding Attachment
- Kurangnya support sistem.
- Ibu dengan resiko (ibu sakit).
- Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik).
- Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.
3. SIBLING RIVALRY
Sibling
Rivalry adalah perasaan cemburu atau menjadi pesaing dengan bayi atau saudara
kandung yang baru dilahirkan.
Hal
yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya Sibling Rivalry antara lain :
1. Informasikan kehamilan, dengan memperkenalkan
kakaknya kepada bayi didalam kandungan, libatkan dia dalam kehamilan seperti :
mengantar ke dokter, belanja baju bayi dll.
2. Jujurlah soal perubahan fisik dan mental
seperti gampang lelah, disertai minta maaf karena tidak bisa mengendongnya
sesuka hati
3. Dihari-hari pertama kelahiran bayi
bersikaplah sewajarnya seperti biasanya dan libatkan ia dalam menyambut tamu
dan tugas-tugas ringan perawatan bayi.
REFERENSI
1.
Bobak
et all. Buku Ajar Keperawatan Maternitas
Edisi 4. EGC. Jakarta. 2004.
2.
Pusdiknakes. Asuhan Kebidanan Pospartum. WHO,
JHPIEGO. Jakarta. 2004.
3.
Ambarwati. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta:
Mitra Cendikia; 2008
4.
Bahiyatun. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal.
Jakarta: EGC;2009
5.
Saleha. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.
Jakarta: Salemba Medika; 2009
6.
Suherni.. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta:
Fitramaya; 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar