SUB TOPIK
1.
Payudara
yang berubah menjadi merah, panas,
dan/atau terasa sakit
2.
Kehilangan
nafsu makan dalam waktu yang lama
3.
Rasa
sakit, merah, lunak dan/atau pembengkakan di kaki.
4.
Merasa
sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan diri sendiri
REFERENSI
1. PUSDIKNAKES-WHO-JHPIEGO. Asuhan
Kebidanan Post Partum. Jakarta : PUSDIKNAKES. 2003.
2. Saifuddin AB. Buku Acuan
Nasional Pelayanan Maternal dan neonatal. Jakarta : YBPSP.2002.
3. Varney H. Varney’s Midwifery
Third Edition. Boston : Blackwell Scientific. 1997.
4. Henderson Ch. Jones K. Buku
ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC. 2006
5. Bobak. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Jakarta : EGC. 2005.
6. Johnson Ruth, Taylor Wendy. Buku
Ajar Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta. EGC. 2005.
Puerperium (Nifas)
1.
Waktu yang
diperlukan untuk pulihnya alat kandungan kepada keadaan yang normal 6 minggu
(42 hari)
2.
2 kejadian
penting pada kala nifas
–
Involusi
Uterus
–
Proses
Laktasi
Pengeluaran Lokia
1.
Lokia
Rubra
1-3 hari, Berisi sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, sisa
mekoneum, sisa darah
2.
Lokia
Sanginolenta
3-7 hari, berwarna putih
bercampur darah
3.
Lokia
Serosa
7-14 hari, berwarna,
kekuningan
4.
Lokia Alba
14 hari, berwarna putih
Infeksi Kala Nifas (Puerperium)
Ø Adalah infeksi-peradangan pada semua alat
genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun
Ø Peningkatan suhu badan >38°C, berturut turut selama 2 hari
Faktor Predisposisi
Ø Persalinan berlangsung lama sampai terjadi
persalinan lama(terlantar)
Ø Tindakan operasi persalinan
Ø Tertinggalnya plasenta/selaput ketuban /bekuan
darah
Ø Ketuban pecah dini
Ø Perdarahan, anemia pada kehamilan
Ø Malnutrisi, kelelahan
Ø Infeksi terdahulu pada saat kehamilan
Gejala Klinis Infeksi
A.
Infeksi
Lokal
•
Pembengkakan luka episiotomi
•
Pernanahan
•
Perubahan warna
•
Lokia bercampur nanah
•
Mobilisasi terbatas à nyeri
•
Termperatur badan dapat meningkat
B.
Infeksi
Umum
•
Tampak sakit dan lemah, temp > 39°C
•
Nadi , RR , tekanan darah dapat ¯
•
Keadaan gelisah sampai koma
•
Gangguan involusi uterus
•
Lokia berbau dan bernanah
Pengobatan Infeksi Puerperalis
1.
Perbaikan
keadaan umum
Tranfusi, Infus cairan, vitamin,
penurun panas
2.
Terapi
Infeksi
Antibiotika
3.
Utero tonika
Untuk mengeluarkan isi kavum uteri
4.
Rujukan
Kuretase / histerektomi
Early mobilization
1.
Melancarkan
pengeluaran lokia, mengurangi risiko infeksi
2.
Mempercepat
involusi kandungan
3.
Melancarkan
fungsi alat gastrointestinal dan traktus urinarius
4.
Meningkatkan
kelancaran peredaran darah
5.
Mempercepat
fungsi produksi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme
KEADAAN ABNORMAL LAIN
PADA RAHIM
–
Subinvolusi
uteri
–
Perdarahan
kala nifas sekunder
–
Flemasia alba
dolens
PADA PAYUDARA
–
Bendungan ASI
–
Mastitis /
Abses
1.
DEMAM
NIFAS
Definisi :
-
Infeksi pada
dan melalui traktus Genitalia, yang terjadi setelah persalinan/masa nifas
-
Ditandai
dengan peningkatan suhu > 38oC pada hari ke 2-10 post partum, yang
diukur secara peroral sedikitnya 4 kali sehari (morbiditas nifas)
-
Tidak
ditemukan sumber infeksi lain pada ekstra genital
FAKTOR PREDISPOSISI
•
Malnutrisi
•
Anemia
•
higiene
•
kelelahan
•
proses
persalinan bermasalah:
–
partus
lama/macet
–
korioamnionitis
–
persalinan
traumatik
–
kurang
baiknya proses pencegahan infeksi
–
periksa dalam
yang berlebihan
PENANGANAN
UMUM
•
Antisipasi
setiap faktor kondisi (faktor predisposisi).
•
Pengobatan
yang rasional dan efektif.
•
Lanjutkan
pengamatan dan pengobatan masalah / infeksi ulang dikenali pada saat kehamilan
/ persalinan.
•
Jangan
pulangkan penderita bila masa kritis belum terlampaui.
•
Catatan atau
instruksi tertulis untuk asuhan mandiri di rumah.
•
Lakukan
tindakan dan perawatan yang sesuai bagi bayi baru lahir.
•
Berikan
hidrasi oral / IV secukupnya.
Pemberian
cairan
•
Suhu Basal
kebutuhan cairan 2000 ml /24 jam
•
Tambahan 500
ml untuk setiap peningkatan suhu 1 °C
2.
METRITIS
•
Metritis
adalah infeksi uterus setelah persalinan, merupakan salah satu penyebab
terbesar kematian ibu.
•
Dapat menjadi
abses pelviks, peritonitis, syok septik, thrombosis vena yang dalam, emboli
pulmonal, infeksi pelvik yang menahun, dispareunia, penyumbatan tuba dan
infertilitas.
Penanganan
•
Berikan
transfusi bila dibutuhkan (Packed Red Cell).
•
Berikan
antibiotika spektrum luas dosis tinggi.
–
Ampisilin 2 g
IV, kemudian 1 g setiap 6 jam
–
Gentamisin 5
mg/kg BB IV dosis tunggal/hari
–
Metronidazol
500 mg IV setiap 8 jam. Lanjutkan antibiotika ini sampai ibu tidak panas selama
24 jam.
•
Pertimbangkan
pemberian antitetanus profilaksis.
•
Bila
dicurigai adanya sisa plasenta, lakukan pengeluaran (digital atau dengan kuret
tumpul besar).
•
Bila ada pus
lakukan drainase (kalau perlu kolpotomi), ibu dalam posisi Fowler.
•
Bila tak ada
perbaikan dengan pengobatan konservatif dan ada tanda peritonitis generalisata
lakukan laparotomi dan keluarkan pus.
•
Bila pada
evaluasi uterus nekrotik dan septik lakukan histerektomi subtotal.
3.
BENDUNGAN
PAYUDARA
•
Peningkatan
aliran vena dan limfe pada payudara dalam rangka mempersiapkan diri untuk
laktasi.
•
Bukan
disebabkan overdistensi dari saluran sistem laktasi
Bila ibu menyusui
•
Susukan
sesering mungkin.
•
Kedua
payudara disusukan.
•
Kompres
hangat payudara sebelum disusukan.
•
Bantu dengan
memijat payudara untuk permulaan menyusui.
•
Sangga
payudara.
•
Kompres
dingin pada payudara di antara waktu menyusui.
•
Bila demam
tinggi berikan Parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
•
Lakukan
evaluasi setelah 3 hari untuk mengetahui hasilnya
Bila ibu tidak menyusui
•
Sangga
payudara.
•
Kompres
dingin payudara untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit.
•
Bila
diperlukan berikan Parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
•
Jangan
dipijat atau memakai kompres hangat pada payudara.
•
Pompa dan
kosongkan payudara
4.
INFEKSI
PAYUDARA
Mastitis
•
Payudara
tegang / indurasi dan kemerahan
•
Kloksasilin
500 mg / 6 jam selama 10 hari.
•
Sangga
payudara.
•
Kompres
dingin.
•
Bila
diperlukan Parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
•
Ibu harus
dimotivasi untuk tetap menyusui bayinya .
•
Ikuti
perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan.
Abses payudara
•
Terdapat masa
padat, mengeras di bawah kulit yang kemerahan.
•
Diperlukan
anestesi umum (ketamin).
•
Insisi radial
dari tengah dekat pinggir aerola, ke pinggir supaya tidak memotong saluran ASI.
•
Pecahkan
kantung pus dengan klem jaringan (pean) atau jari tangan.
•
Pasang tampon
dan drain, diangkat setelah 24 jam.
•
Berikan
Kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.
•
Sangga
payudara.
•
Kompres
dingin.
•
Berikan
Parasetamol 500 mg setiap 4 jam sekali bila diperlukan.
•
Ibu dianjurkan
tetap memberikan ASI walau ada pus.
•
Lakukan follow
up setelah pemberian pengobatan selama 3 hari.
Abses
pelvis
•
Bila pelviks
abses ada tanda cairan fluktuasi pada daerah cul-de-sac, lakukan
kolpotomi atau dengan laparotomi. Ibu posisi Fowler.
•
Antibiotika
spektrum luas dalam dosis yang tinggi
–
Ampisilin 2 g
IV kemudian 1 g setiap 6 jam, ditambah Gentamisin 5 mg/kg berat badan IV dosis
tunggal/hari dan Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam. Lanjutkan antibiotika ini
sampai ibu tidak panas selama 24 jam.
5.
PERITONITIS
•
Lakukan
pemasangan selang nasogastrik bila perut kembung akibat ileus.
•
Berikan infus
(NaCL atau Ringer laktat) sebanyak 3000 ml.
•
Berikan
antibiotika sehingga bebas panas selama 24 jam:
–
Ampisilin 2 g
IV, kemudian 1 g setiap 6 jam,
–
Gentamisin 5 mg/kg
BB IV dosis tunggal/hari
–
Metronidazol
500 mg IV setiap 8 jam.
•
Laparotomi
diperlukan untuk pembersihan perut (peritoneal lavage) bila terdapat kantong
abses.
6.
INFEKSI
LUKA PERINEAL DAN LUKA ABDOMINAL
•
Disebabkan
keadaan yang kurang bersih dan tindakan pencegahan infeksi yang kurang baik.
•
Wound
abcess, wound seroma dan wound
hematoma pengerasan yang tidak biasa dengan mengeluarkan cairan serous atau
kemerahan dan tidak ada/sedikit erithema sekitar luka insisi.
•
Wound
cellulitis didapatkan erithema
dan edema meluas mulai dari tempat insisi.
•
Bila didapat
pus dan cairan pada luka, buka jahitan dan lakukan pengeluaran serta kompres
antiseptik.
•
Daerah
jahitan yang terinfeksi dihilangkan dan lakukan debridemen.
•
Bila infeksi
sedikit tidak perlu antibiotika.
•
Bila infeksi
relatif superfisial, berikan Ampisilin 500 mg per oral selama 6 jam dan
Metronidazol 500 mg per oral 3 kali/hari selama 5 hari.
•
Bila infeksi
dalam dan melibatkan otot dan menyebabkan nekrosis, beri Penisilin G 2 juta U
IV setiap 4 jam (atau Ampisilin inj 1 g 4 x/hari) ditambah dengan Gentamisin 5
mg/kg berat badan per hari IV sekali ditambah dengan Metronidazol 500 mg IV
setiap 8 jam, sampai bebas panas selama 24 jam. Bila ada jaringan nekrotik
harus dibuang. Lakukan jahitan sekunder 2 – 4 minggu setelah infeksi membaik.
Berikan nasehat kebersihan dan pemakaian pembalut yang bersih dan sering ganti
TROMBOFLEBITIS
•
Suatu
pembekuan darah dalam pembuluh darah balik dg kemungkinan timbulnya komplikasi
emboli paru yg biasanya menyebabkan kematian
•
Suatu
pembekuan darah dalam pembuluh darah balik, ditandai peradangan akut.
•
Perluasan
infeksi nifas yang paling sering ialah perluasan atau invasi mikroorganisme
patogen yang mengikuti aliran darah di sepanjang vena dan cabang-cabangnya
sehingga terjadi tromboflebitis
PERADANGAN
•
Dipercaya dpt
mengakibatkan daya lekat bekuandarah pada dinding pembuluh darah
•
Biasanya
timbul bersamaan dengan trombosis
•
Perluasan/
invasi mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran darah disepanjang vena dan
cabang-cabangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar