Kamis, 28 Juni 2012

IMUNISASI TETANUS TOXOID


IMUNISASI TETANUS TOXOID
A.    Pengertian 

Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus (Idanati, 2005).
Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan (Setiawan, 2006).

B.     Manfaat imunisasi Tetanus toxoid

a.       Melindungi bayi yang baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005; Chin, 2000). Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada bayi berusia kurang 1 bulan yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat (Saifuddin dkk, 2001).
b.      Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus saat terluka dalm proses persalinan
c.       Untuk mencegah timbulnya tetanus pada luka yang dapat terjadi pada vagina mempelai wanita yang diakibatkan hubungan seksual pertama.
d.      Mengetahui lebih awal berbagai kendala dan kesulitan medis yang mungkin terjadi untuk mengambil tindakan antisipasi yang semestinya sedini mungkin
e.       Mencegah terjadinya toksoplasma pada ibu hamil
f.       Mencegah penularan kuman tetanus ke janin melalui pemotongan tali pusar.
Manfaat-manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum (Depkes, 2004)

C.     Jumlah dan dosis pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil

Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali (BKKBN, 2005; Saifuddin dkk, 2001), dengan dosis 0,5 cc di injeksikan intramuskuler/subkutan dalam (Depkes RI, 2000).

D.    Waktu pemberian  imunisasi TT

Waktu yang tepat untuk mendapatkan vaksin TT sekitar duahingga enam bulan sebelum pernikahan. "Ini diperlukan agar tubuh memiliki waktu untuk membentuk antibodi,

E.     Jarak pemberian imunisasi TT1 dan TT2

Antigen

Selang waktu minimal

Lama Perlindungan

Persentase Perlindungan









TT-1

Saat pertama kali periksa kehamilan

Tak ada

Tak ada









TT-2

4 minggu setelah TT-1

 3 tahun

80









TT-3

6 bulan setelah TT-2

 5 tahun

95









TT-4

1 tahun setelah TT-3

10 tahun

99









TT-5

1 tahun setelah TT-4

25 tahun/seumur hidup

99










F.      Efek samping imunisasi TT

Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan. Hal inni akan berlangsung sekitar 1-2 hari dan akan sembuh tanpa dilakukan pengobatan. TT adalah antigen yang sangat aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT (Saifuddin dkk, 2001). 

G.    Tempat pelayanan untuk mendapatkan imunisasi TT

a. Puskesmas
b. Puskesmas pembantu
c. Rumah sakit
d. Rumah bersalin
e. Polindes
f. Posyandu
g. Rumah sakit swasta
h. Dokter praktik, dan
i. Bidan praktik (Depkes RI, 2004).
Tempat-tempat pelayanan milik pemerintah imunisasi diberikan dengan gratis.


Tes Kesehatan Yang Penting DIlakukan Sebelum Menikah

Menikah merupakan tahapan yang penting bagi setiap pasangan yang sudah menemukan belahan jiwa.  Setelah cukup lama saling mengenal satu sama lain, berbagi cerita dan berusaha menyatukan ide-ide.  Hubungan akhirnya mencapai titik tertinggi.  Tentulah persiapan yang matang untuk menjadikannya sebagai saat-saat yang paling indah adalah layak untuk dilakukan.  Waktu, tenaga dan dana yang besar diberikan untuk melakukan persiapan pernikahan.  Kesibukan menjelang pernikahan tidak hanya dirasakan oleh pasangan yang akan menikah namun pihak keluarga juga dibuat pusing olehnya.

Namun seringkali ada yang luput dari list persiapan pra nikah. Selain persiapan pesta pernikahan, sudah sewajarnya pasangan mempersiapkan diri untuk menghadapi bahtera rumah tangga yang akan dijalaninya.  Pernikahan tidak semudah apa yang diceritakan oleh cerita-cerita dongeng putri ketika masih kecil.  Putri yang cantik dan baik hati yang bertemu dengan pangeran yang tampan  akhirnya menikah dan bahagia selama hidupnya (“happily ever after”). 

Jika dalam istilah menikah itu harus dipersiapkan lahir batin, yang juga harus diperhatikan dan dimasukkan ke dalam list pra-nikah adalah persiapan kesehatan pasangan.  Tidak hanya sehat secara fisik yang harus diperhatikan namun juga sehat menurut definisi yang luas.  Berdasarkan definisi sehat menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh dan tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan.  Jadi kesehatan pasangan pra nikah penting sekali untuk mendukung tercapainya pernikahan yang langgeng sampai hari tua.  Pernikahan yang bisa saling mengisi dan beradaptasi, bisa mengatasi masalah yang dihadapinya dengan bijaksana dan dewasa.  

Idealnya tes kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan sebelum dilakukan pernikahan.  Tes kesehatan pra nikah dapat dilakukan kapanpun selama pernikahan belum berlangsung.  Jika pada saat pengecekan ternyata ditemui ada masalah maka pengobatan dapat dilakukan setelah menikah. 

 Berikut ini adalah hal-hal penting terkait tes kesehatan bagi pasangan yang akan menikah:

1)      Infeksi Saluran Reproduksi/Infeksi Menular Seksual (ISR/IMS)

Tes kesehatan untuk menghindari adanya penularan penyakit yang ditularkan lewat hubungan seksual, seperti sifilis, gonorrhea, Human Immunodeficiency Virus (HIV), dan penyakit hepatitis. Perempuan sebenarnya lebih rentan terkena penyakit kelamin daripada pria. Karena alat kelamin perempuan berbentuk V yang seakan "menampung" virus. Sedangkan alat kelamin pria tidak bersifat "menampung" dan bisa langsung dibersihkan. Jika salah satu pasangan menderita ISR/IMS, sebelum menikah harus diobati dulu sampai sembuh. Selain itu, jika misalnya seorang pria mengidap hepatitis B dan akan menikah, calon istrinya harus dibuat memiliki kekebalan terhadap penyakit hepatitis B tersebut. Caranya, dengan imunisasi hepatitis B. Jika sang pasangan belum sembuh dari penyakit kelamin dan akan tetap menikah, meskipun tidak menjamin 100 persen namun penggunaan kondom sangat dianjurkan.

2)      Rhesus yang bersilangan

Kebanyakan bangsa Asia memiliki Rhesus positif, sedangkan bangsa Eropa rata-rata negatif. Terkadang, pasangan suami-isteri tidak tahu Rhesus darah pasangan masing-masing. Padahal, jika Rhesusnya bersilangan, bisa mempengaruhi kualitas keturunan.  Jika seorang perempuan (Reshus negatif) menikah dengan laki-laki (Rhesus positif), bayi pertamanya memiliki kemungkinan untuk ber-Rhesus negatif atau positif. Jika bayi mempunyai Rhesus negatif, tidak ada masalah. Tetapi, jika ia ber-Rhesus positif, masalah mungkin timbul pada kehamilan berikutnya. Bila ternyata kehamilan yang kedua merupakan janin yang ber-Rhesus positif, kehamilan ini berbahaya. Karena antibodi antirhesus dari ibu dapat memasuki sel darah merah janin. Sebaliknya, tidak masalah jika si perempuan ber-Rhesus positif dan si pria negatif.

3)      Penyakit keturunan

Tes kesehatan pra nikah bisa mendeteksi kemungkinan penyakit yang bisa diturunkan secara genetik kepada anak, semisal albino. Misalnya suami membawa sifat albino tetapi istrinya tidak, maka anak yang lahir tidak jadi albino. Sebaliknya, jika istrinya juga membawa sifat albino, maka anaknya pasti albino.Jika bertemu dengan pasangan yang sama-sama membawa sifat ini, pernikahan tidak harus dihentikan. Hanya saja perlu disepakati ingin punya anak atau tidak. Kalau masih ingin punya anak, ya risikonya nanti si anak jadi albino. Atau memilih tidak punya anak. Pernikahan tidak harus tertunda dengan halangan seperti ini. Yang penting adalah solusi atau pencegahannya.

4)      Cek Kesuburan (Fertilitas)

Jika pasangan ingin segera punya anak, perlu menjalani konseling pra nikah. Dalam hal ini dilakukan pemeriksaan dengan tujuan agar kehamilan bisa dipersiapkan dan dijalankan dengan baik.  Dibutuhkan riwayat kesehatan dan kondisi sosialnya. Antara lain status ekonomi (bekerja atau tidak bekerja) dan suasana di lingkungan keluarga. Termasuk perilaku-perilaku yang tidak mendukung kehamilan, semisal merokok, minuman beralkohol, dan memakai obat-obatan psikotoprika.Selain itu, perlu juga dievaluasi risiko yang bersifat individual yang mungkin timbul terhadap kehamilan. Antara lain usia (masih reproduktif atau tidak), kondisi nutrisi, aktivitas fisik, level pendidikan, level stres, dan bagaimana hubungan dengan pasangan.

            Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui organ reproduksi juga diperlukan. Antara lain, pap smear (jika seorang perempuan aktif secara seksual), rahim, dan status kekebalan terhadap penyakit (rubella, toksoplasma). Ada juga pemeriksaan sel telur jik sebelumnya pasangan yang bersangkutan dianggap infertil (sulit punya anak). Penyebab ketidaksuburan 45 persen disebabkan oleh pria dan 55 persen oleh wanita. Pemeriksaan dengan USG (Ultra Sonografi) bisa melihat apakah seorang perempuan menderita kista, mioma, tumor, atau keputihan. Jika ada kelainan atau infeksi harus dibersihkan dulu karena bisa menganggu proses kehamilan.


Bahaya seks saat menstruasi

Tiga hal yang harus diwaspadai jika melakukan hubungan seksual saat menstruasi
1.      Endometriosis
Adalah adanya pertumbuhan sel yang ada pada dinding rahim ditempat lain atau diluar dinding rahim.saat melakukan hubungan suami istri rahim akan berkontraksi yang menyebabkan darah kotor masuk kedalam perut melalui saluran telur yang menyebabkan endometritis.
2.      Infeksi
Hubungan suami istri biasanya akan menimbulkan luka dan endometriumnya mengalami peluruhan, darah menstruasi ataupun sperma yang tidak steril bisa masuk kedalam tubuh dan menimbulakn infeksi terutama pada rongga panggul.

3.      Trauma pada mulut rahim
Saat menstruasi vagina dipastikan dalam keadaan yang sangat sensitif. Jika dipaksakan terjadi penetrasi, biasanya wanita akan mengalami nyeri dan kesakitan karena terkoyak dan bila terjadi demikian akan membutuhkna waktu yang lama untuk penyembuhan.

4.      Emboli udara.
Pada saat menstruasi pembuluh darah terbuka, kemungkinan udara dapat masuk yang bisa menyebabkan kematian.saat terjadinya penetrasi udara yang masuk kedalam rahim wanita mengakibatkan gangguan kesehatan.


UPAYA-UPAYA PROMOSI KESEHATAN PADA PASANGAN PRANIKAH
A.    Upaya promotif

·         Penyuluhan tentang gizi pada pranikah

Pasangan pranikah banyak mengesampingkan nutrisi nya dengan alasan sibuk mempersiapkan pernikahannya yang sebenarnya tidak perlu terlalu dipusingkan. Al ini sering tejadi pada wanita  yang sibuk dengan program diet nya yang nanti akan berdampak pada psikologisnya.u. untuk itu penyuluhan tentang gizi seimbang sanat diperlukan agar tidak terjadi kekurangan nutrisi

·         Sex Education

Hal ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada pasangan pranikah agar hubungan nya tetap harmonis. KarenA fakta membuktikan banyak pasangan yang bercerai karena kurangnya pendidikan seks sebelum nikah.
Pendidikan seks ini dapat kita lakukan dengan cara penyuluhan seperti pendidikan tentang kesehatan reproduksi, PMS (Penyakit Menular Seksual), cara dan waktu berhubungan yang sehat, dsb.

·         Personal Hygiene

Merupakan salah satu yang menjadi prioritas utama bagi pasangan pranikah. Dimana biasanya pasangan pranikah terutama wanita lebih sering melakukan perawatan yang terdiri dari perawatan payudara, kulit, rambut, kuku, genitalia dll. Tetapi hal ini terkadang tergantung pada budaya masing-masing daerah.



·         Imunisasi CATIN

Imunisasi bertujuan untuk mencegah pasangan terutama pada wanita agar tidak terserang oleh virus CLOSTRIDIUM TETEANI, apabila nanti wanita tersebut hamil dan terjadi perlukaan saat persalinan maka si ibu tidak akan mudah mengalami infeksi dan perdarahan postpartum.

B.     Upaya Preventif
·         Pemeriksaan PAPSMEAR

Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya seseorang itu terjangkit kanker serviks. Dapat disarankan pada pasangan melakukan pemeriksaan ke laboratorium atau ke rumah sakit

·         Pemeriksaan Hematologi

Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidak nya seseorang menderita kelainan darah. Seperti terjangkit HIV, TB, VIRUS RUBELLA ,VIRUS TOXOPLASMA dsb. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukakan 6 bulan sebelum pernikahan karna dalam jarak waktu yang cukup akan keluar hasil pemeriksaan dan jika ada kelainan dapat dilakukan penanggulangan permasalahannya.

C.     Upaya kuratif
·         Pengobatan TORCH dan kanker seviks pada wanita yang akan menikah dengan memberikan pengobatan secara intensif.
Menyakinkan pada pasangan kalau terjangkitnya penyakit tersebut bukan berarti tidak dapat menikah dan menjalani hidup sebagai seorang istri
·         Perbaikan nutrisi pada pasangan pra nikah untuk memperbaiki tingkat kesuburan pasangan dan mencegah terjadinya infertilitas


D.    Upaya Rehabilitatif
·         Perawatan kanker serviks tingkat lanjut
Memberikan perawatan pada wanita yang akan menikah dan telah menjalani pengobatan lanjutan. Disini dilakukan pemulihan fisik dan mental. Meyakinkan dan memulihkan kepercayaan diri pasien sehingga dapat menjalani hidupnya sebagai seorang istri dan ibu nantinya