MAKALAH
ASUHAN
KEBIDANAN III ( NIFAS )
Tentang
INFEKSI NIFAS MENGENAI ENDOMETRITIS
Oleh
:
NAMA: DELVITA PRATIWI.W
NIM: 1021990
KELAS: IIB
PRODI: DIII KEBIDANAN
Dosen
Pembimbing :
Riri
Karnain
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
T.A 2011/ 2012
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis
ucapkan kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis telah berhasil menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“INFEKSI NIFAS TENTANG ENDOMETRITIS ”.
Dalam makalah ini penulis banyak
mendapatkan bantuan dan bimbingan, oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk sempurnanya makalah ini
dimasa yang akan datang.
Akhir kata dengan kerendahan hati,
semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi penulis maupun bagi para
pembaca makalah ini.
Padang,
April 2011
Penulis
MAKALAH INFEKSI POSTPARTUM
MENGENAI ENDOMETRITIS.
BAB
I : PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Infeksi nifas mencakup semua peradangan yang
disebabkan masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genital pada saat kehamilan
dan persalinan.
Dinegara-negara berkembang dengan pelayanan
kebidanan yang masih jauh dari keaadaan sempurna kejadian infeksi nifas masih
besar.Infeksi nifas umumnya disebabkan oleh bakteri yang dalam keadaan normal
berada dalam usus dan jalan lahir.
Salah satu contoh infeksi nifas yang akan dibahas
dalam makalah ini yaitu endometritis.Endometritis yaitu peradangan yang terjadi
pada endometrium pada lapisan sebelah dalam. Sama-sama kita ketahui bahwa
peradangan endometrium pada masa nifas diindonesia masih tinggi karena
kurangnya ketelitian dan kecermatan dalam penanganan mengenai hal ini baik
dalam masa kehamilan maupun persalinan .
Masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
menjaga personal higiene, kurangnya pengetahuan tentang dampak jangka pendek
dan jangka panjang endometritis bagi ibu menjadi salah faktor atau dasar bagi
penulis untuk membahas tentang infeksi nifas mengenai endometritis.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini sebagai berikut :
Tujuan
umum :
ü
Untuk
mengetahui infeksi nifas yang terjadi pada ibu khususnya tentang endometritis.
Tujuan
khusus :
ü
mengetahui
apa yang dimaksud dengan endometritis
ü
mengetahui
apa faktor penyebab endometritis
ü
Mengetahui
gejala klinis endometritis
ü
Mampu
melakukan pengkajiam pada pasien yang mengalami endometrotis
ü
Mampu
menentukan masalah pada pasien endometritis
ü
Mampu
merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada pasien yang mengalami
endometritis
ü
Mampu
melaksanakan evaluasi
BAB II : TINJAUAN TEORI
“infeksi nifas” atau
dalam istilah medis disebut juga “infeksi puerperalis”. Infeksi nifas
adalah infeksi bakteri pada saluran genital (kemaluan) yang terjadi setelah
melahirkan yang ditandai dengan kenaikan suhu tubuh sampai 38°C atau lebih
selama dua hari, terjadi dalam sepuluh hari setelah melahirkan tapi dengan
mengecualikan 24 jam pertama.
Tanda-tanda
infeksi nifas :
- Demam tinggi (38°C atau lebih), kadang disertai menggigil.
- Rasa panas dan nyeri pada tempat infeksi
- Kadang-kadang terasa perih saat buang air kecil.
- Ibu terlihat sakit dan sangat lemah
Beberapa faktor risiko yang memperbesar kemungkinan
terjadinya infeksi nifas, antara lain:
- Setiap keadaan yang menurunkan daya tahan tubuh ibu, seperti perdarahan, kelelahan, gizi buruk, preeklamsi, eklamsi, infeksi lain yang diderita ibu, penyakit jantung, TBC paru, pneumonia, dan lain-lain.
- Ibu dengan proses persalinan lama, persalinan yang tidak terduga (mendadak) sehingga kurang tertangani dengan baik
- Kemungkinan infeksi panggul setelah melahirkan yang serius, berhubungan dengan lamanya ketuban pecah sebelum melahirkan.
- Luas serta banyaknya luka guntingan atau robekan ketika proses persalinan
- Ibu yang menjalani tindakan operasi, baik lewat jalan lahir maupun perut.
- Tertinggalnya sisa ari-ari, selaput ketuban, atau bekuan darah dalam rahim.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah
terjadinya infeksi nifas, antara lain :
- Sebaiknya ibu memperhatikan kondisi kesehatannya selama hamil, segera periksa ke bidan atau dokter jika ada keluhan.
- Minum suplemen zat besi secara teratur untuk mencegah terjadinya anemia.
- Konsumsi makanan yang bersih, sehat, cukup kalori, protein, dan serat (sayur, buah).
- Minum air dalam jumlah yang cukup.
- Ibu hendaknya memilih tenaga penolong persalinan yang terlatih, supaya proses persalinan terjamin kesterilannya.
- Harus menjaga kebersihan dan memberi perawatan khusus jika terjadi perlukaan seperti di tempat jahitan pada jalan lahir maupun perut (operasi cesar)
A. PENGERTIAN
Radang selaput lendir
rahim
atau endometritis adalah peradangan yang terjadi pada endometrium, yaitu lapisan sebelah dalam pada dinding rahim, yang terjadi akibat infeksi.
Jenis infeksi yang paling sering ialah endometritis.
Kuman-kuman memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas Insersio plasenta,
dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium.
Endometritis dibagi menjadi 3 macam:
o
Endometritis postpartum
Peradangan yang terjadi setelah melahirkan.
o
Endometritis sinsitial
Peradangan pada dinding rahim akibati tumor jinak yang disertai
sel intisial dan trofoblas yang banyak.
o
Endometritis tuberkulosa
Peradangan pada endometrium dan tuberculosa.
B. PENYEBAB / PREDISPOSISI
1.
Aborsi
2.
Kelahiran kembar
3.
Kerusakan jalan lahir
4.
Kelanjutan retensio plasenta yang mengakibatkan involusi pasca
persalinan menjadi menurun
5.
Adanya korpus luteun persisten.
6.
Persalinan Pervaginam
Jika dibandingkan dengan persalinan perabdominan/sc, maka
timbulnya endometritis pada tersalinan pervaginam relatif jarang.Bila
persalinan pervaginam disertai penyulit yaitu pada ketuban pecah prematur yang
lama, partus yang lama dan pemeriksaan dalam berulang, maka kejadian
endometritis akan meningkat sampai mendekati 6%. Bila terjadi korioamniotis intrapartum,
maka kejadian endometritis akan lebih tinggi yaitu mencapai 13%.
7.
Persalinan SC
SC merupakan faktor predisposisi utama timbulnya endometritis dan
erat kaitannya dengan status sosial ekonomi penderita. Faktor resiko penting
untuk timbulnya infeksi adalah lamanya proses persalinan dan ketuban pecah,
pemeriksaan dalam berulang dan pemakaian alat monitoring janin internal. Karena
adanya faktor resiko tersebut america
college of obsetricians andgynekologists menganjurkan pemberian antibiotika
profilaksis pada tindakan secsio caesarea.
8.
BAKTERIOLOGI
Meskiun pada serviks umumnya terdapat bakteri, kavum uteri
biasanya steril sebelum selaput ketuban pecah. Sebagai akibat proses persalinan
dan manipulasi yang dilakukan selama proses persalinan tersebut, cairan
ketuban dam mungkin uterus akan
terkontaminasi oleh bakteri aerob dan anaerob.
Bakteri anaerob :
o
peptosreptococcus sp
o
peptococcus sp
o
bakterioides sp
o
klostridium sp
Bakteri aerob gram positif:
o
enterococcus
o
grub B streptococcus
o
Bakteri gran negatif:
o
Echerichia coli.
C. PATOGENESIS
Rahim merupakan organ yang steril sedangkan di vagina terdapat banyak mikroorganisme oportunistik. Mikroorganisme dari vagina ini dapat secara
asenden masuk ke rahim terutama pada saat perkawinan atau melahirkan. Bila jumlah
mikroorganisme terlalu banyak dan kondisi rahim mengalami gangguan maka
dapat terjadi endometritis [5]. Kejadian endometritis
kemungkinan besar terjadi pada saat kawin suntik atau penanganan kelahiran yang
kurang higienis, sehingga banyak bakteri yang masuk, seperti bakteri non
spesifik (E. coli, Staphilylococcus, Streptococcus dan Salmonella), maupun bakteri
spesifik (Brucella sp, Vibrio foetus dan Trichomonas foetus).
Infeksi uterus pada persalinan
pervaginam terutama terjadi pada tempat implantasi plesenta, desidua, dan
miometrium yang berdekatan.bakteri yang berkoloni diserviks akan dan vagina akan menginvasi
tempat implantasi plasenta saat itu biasanya merupakan sebuah luka dengan
diameter _kurang lebih 4 cm dengan
permukaan luka berbenjol – benjol karena
banyaknya vena yang ditutupi trombus. Daerah ini merupakan tempat yang baik
untuk tumbuhnya kuman-kuman patogen
Infeksi uterus pasca operasi sesar
umumnya akibat infeksi pada luka operasi selain infeksi yang terjadi pada
tempat implantasi plasenta.
D. Gejala klinik
o
Suhu tubuh berkisar
melebihi 38 -39 0c
o
Menggigil
o
Demam biasanya timbul pada hari ke-3 disertai nadi yang cepat.
o
Nadi cepat
o
Nyeri abdomen
o
Pada pemeriksaan bimanual teraba agak mem besar, nyeri dan lembek.
o
Lokhea berbau menyengat namun ada juga yang tidak yaitu yang
disebabkan olek sreptococcus lokheanya bening dan tidak berbau.
o
Lendir vagina berwarna keputihan sampai kekuningan yang berlebihan
o
Rahim membesar
o
Penderita nampak sehat namun dampak yang diberikan dalam jangka
pendek yaitu menurunkan kesuburan dan dalam jangka panjang menyebabkan gangguan
reproduksi karena perubahan saluran reproduksi.
E. Diagnosis.
Endometritis dapat terjadi secara klinis dan subklinis. Diagnosis endometritis
dapat didasarkan pada riwayat kesehatan, pemeriksaan rektal, pemeriksaan vaginal dan biopsi. Keluhan kasus
endometritis biasanya beberapa kali dikawinkan tetapi tidak bunting, siklus birahi diperpanjang kecuali
pada endometritis yang sangat ringan. Pemeriksaan vaginal dapat dilakukan
dengan menggunakan vaginoskop dengan melihat adanya
lendir, lubang leher rahim (serviks) agak terbuka dan kemerahan di daerah vagina dan leher rahim. Pada
palpasi per rektal akan teraba dinding rahim agak kaku dan di dalam rahim ada
cairan tetapi tidak dirasakan sebagai fluktuasi (tergantung derajat infeksi).
F.
Terapi
Terapi endometritis, dapat dilakukan melalui
pemberian antibiotik sistemik, irigasi rahim, pemberian hormon estrogen untuk menginduksi respon rahim, dan injeksi prostaglandin untuk menginduksi estrus [2][3]. Pengobatan yang
direkomendasikan untuk endometritis yang agak berat adalah memperbaiki
vaskularisasi dengan mengirigasi uterus mempergunakan
antiseptik ringan seperti lugol dengan konsentrasi yang
rendah. Irigasi diulangi beberapa kali dengan interval 2-3 hari. Antibiotik diberikan secara intra uterin dan intra
muskular. Leleran dapat dikeluarkan dengan menyuntikkan preparat estrogen. Untuk endometritis ringan cukup diberikan
antibiotika intra uterina[3].
G.
Penatalaksanaan
o
Pada penderita endometritis ringan pasca persalinan normal
pengobatan dengan antibiotika oral biasanya memberikan hasil yang baik.
o
Pada penderita sedang dan berat , termasuk panderita pasca secsio
caesarea, perlu diberikan antibiotik spektrum luas secara intravena, dan
biasanya penderita akan membaik dalam waktu 48 – 72 jam.
o
Bila setelah 72 jam demam tidak membaik perlu dicari dengan lebih
teliti penyebabnya karena demam yang menetap ini jarang yang disebabkan oleh
resistensi bakteri terhadap antibiotika atau suatu efek samping obat.
o
Penyulit endometritis yang sering menimbulkan demam yang menetap
ini diantaranya parametrial flegmon, abses pelvis atau tempat insisi, infeksi
pada hematom dan pelvik trombo flebitis. Oleh karenanya, pada kasus
endometritis yang berat dan disertai penyulit perlu dipertimbangkan intervensi
bedah untuk drainase abses atau evakuasi jaringan yang rusak.
H. Penyulit
Pada sebagian besar kasus
endometritis akan membaik dalam 49 – 72 jam pasca terapi, tetapi pada sebagian
kecil kasus dapat timbul penyulit berat.
I.
Pengkajian kebidanan
Pengumpulan data
A. Identitas/biodata
- identitas klien
- -identitas penanggung
B. Data subjektif
- Didata tanggal
- Alasan datang berkunjung
- Keluhan utama
- Riwayat menstruasi
- Riwayat persalinan( persalinan ditolong siapa dan plasenta lengkap/ tidak)
- Riwayat kesehatan(riwayat pernah dioperasi)
C. Data Objektif
- 1.pemeriksaan umum(kesadaran,Bbsaat hamil, Bbsekarang,TB,LILA)
- 2.Tanda vital(TD,N,P,S)
- 3.Pemeriksaan khusus
a)
Inspeksi abdomen
b)
Palpasi abdomen,
Auskultasi
abdomen
c)
Genitalia(Pengeluaran lochea dan perineum)
d)
Pemeriksaan laboratorium
BAB III. TINJAUAN
KASUS
ILUSTRASI KASUS
Seorang ibu datang ketempat bidan
yang bernama ani , berusia 28 tahun, ibu ini datang dengan keluhan nyeri pada
perut, melahirkan 6 hari yang lalu,ini kelahiran anak keduanya, lokhea berbau
menyengat. Ibu ani merasa takut terjadi apa – apa pada perutnya karena dia
belum pernah merasakan hal seperti ini pada kelahiran anak pertamanya. Setelah
dilakukan pemeriksaan, suhu ibu ani 38 0 celcius,nadi cepat,lendir vagina
berwarna keputihan/kekuningan.
MANAJEMEN ASUHAN
KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY”A” POST PARTUM HARI KE ENAM DENGAN ENDOMETRITIS DI
BPS HANIFA BONJOL PASAMAN
TANGGAL 20 0KTOBER 2011.
PENGUMPULAN DATA
A.
IDENTITAS/ BIODATA
Nama
istri :
Ny”A”
Umur :
28 Tahun
Suku :
Tanjung
Bangsa :
Indonesia
Agama :Islam
Pendidikan :
Tamat SMA
Pekerjaan :
Guru SMA
Alamat :
Tanjung Karang Indah no.26 RT3RW5 Bonjol.
Nama
suami :
Tn”Y”
Umur :
29 tahun
Suku :
Kumbang
Bangsa :
Indonesia
Agama :
Islam
Pendidikan :
SMA
Pekerjaan
:
Wiraswasta
Alamat :
Tanjung Karang Indah No 26, RT3RW5 Bonjol.
Nama
keluarga yang bisa dihubungi : Ny
“ H”
Hubungan :
Saudara kandung
Alamat :
Tanjung karang indah, No 28, RT3RW5 BONJOL
No telp :
081922543254
B.
DATA SUBJEKTIF
Pasien masuk keruang
nifas pada tgl/jam: 20 Oktober 2011/ 09.00 WIB
Didata tanggal :
20 Oktober 2001/ 09.10 WIB
- Alasan datang berkunjung : Perawatan dan pemeriksaan postpartum
- Keluhan utama : Ibu datang kebidan mengaku habis melahirkan 6 hari yang lalu secara normal anak ke 2, ibu mengeluh nyeri pada perut,lochea berbau menyengat,suhu badan panas sejak 3 hari yang lalu.
- Riwayat menstruasi
Haid
pertama :
13 tahun
Siklus :
1x 28 hari
Banyaknya :
2-3 kali ganti duk
Lamanya :
7 hari
Warnanya : Merah tua
Sifatnya : Encer
Teratur :Teratur
Dismenore :
Tidak ada
- Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu
No
|
Tgl Lahir
|
Usia Kehamilan
|
Jenis Persalinan
|
Tempat Persaliana
|
komplikasi
|
Bayi
|
Ibu
|
||||
Ibu
|
Bayi
|
JK
|
BB/PB
|
KU
|
Lochea
|
Laktasi
|
|||||
1
2
|
3 tahun
ini
|
Aterm
|
Spontan
|
BPS
|
Tdk ada
|
Tdk ada
|
Laki-laki
|
3000gram/ 50 cm
|
baik
|
normal
|
Asi 2 tahun
|
- Riwayat persalinan sekarang
IBU
a.
Tempat persalinan sekarang
: BPS
b.
Jenis persalinan sekarang :
Spontan
c.
Lamanya persalinan
Kala I :
2 jam 30 menit
KalaII :
30 menit
Lamanya
dipimpin meneran :
15 menit
Ketuban
pecah :
Spontan,jernih,tidak berbau,jumlah 500cc
d.
Persalinan ditolong
: Bidan
e.
Plasenta
:Lengkap,panjang tali pusat 50 cm, berat plasenta 500gram
f.
Perineum : Ada,laserasi derajat II
g.
Perdarahan
Kala I :
50 cc
Kala II :
25 cc
Kala III :
150 cc
Kala IV :
100 cc
BAYI
1.
Lahir,tanggal,jam :
14 oktober 2011/ 13.00 WIB
2.
Jenis kelamin :
Perempuan
3.
BB,PB,APGAR :
3200,50,8/9
4.
Molase :
Tidak ada
5.
Kelainan :
Tidak ada
6.
Masa gestasi :
Aterm
- Pola makan
a.
Makan dan minum terakhir : Ada , tanggal 14 Oktober jam 10.00 wib
b.
Jenis :
1 prg nasi, 1 mgkok sayur, 1 ptg lauk, 1 gelas air putih
c.
Masalah :
Tidak ada masalah
- Pola eliminasi
a.
BAB Terakhir
Frekwensi :
1 x sehari
Warna :
Kuning kecoklatan
Konsistensi :
Lunak
Keluhan :
Tidak ada keluhan
b.
BAK terakhir
Frekwensi :
6-7 x sehari
Warna :
kuning jernih
Keluhan :
Tidak ada
- Pola istirahat
Lama
istirahat dan tidur sebelum persalinan :
7-8 jam
Lama
istirahat dan tidur setelah persalinan :
13.30 – 15.00 wib
- Riwayat kesehatan keluarga
a.
Jantung :
Tidak ada
b.
Hipertensi :
Tidak ada
c.
Ginjal :
Tidak ada
d.
Diabetes melitus :
Tidak ada
e.
Asma :Tidak
ada
f.
TBC :
Tidak ada
g.
Epilepsi :Tidak
ada
- Riwayat kesehatan
a.
Riwayat penyakit yang pernah diderita
1)
Jantung
: tidak ada
2)
Hipertens i :Tidak
ada
3)
Ginjal :
Tidak ada
4)
Diabetes melitus :
Tidak ada
5)
Asma :
Tidak ada
6)
TBC :
Tidak ada
7)
Epilepsi :
Tidak ada
b.
Riwayat alergi :
ibu tidak ada alergi obat dan makanan
c.
Riwayat tranfusi darah :
Tidak ada
d.
Riwayat pernah di operasi :
Tidak ada
e.
Riwayat pernah kelainan jiwa :
Tidak ada
- Riwayat kontrasepsi yang digunakan :Belum pernah
- Personal higiene
Mandi :
1 x sehari
Gosok
gigi :2
x sehari
Keramas :
1 x sehari
Ganti
pembalut :2
X sehari
Ganti
pakaian :
2 x sehari
Perawatan
payudara :
setiap kali mandi
- Olah Raga
Senam
Nifas :
Belum ada dilakukan
Frekwensi :
Belum ada dilakukan
- Pola hidup Sehat
Merokok :
Tidak ada
Alkohol
: Tidak ada
Jamu :
Tidak ada
- Keadaan sosial
a.
Perkawinan
1)
Status perkawinan :Sah
2)
Perkawinan ke :
Peratama
3)
Kawin 1 tahun :
2008
4)
Berapa lama baru hamil setelah kawin :Satu bulan
b.
Kehamilan :Direncanakan
c.
Status emosional :Stabil
d.
Respon ibu terhadap dirinya :Baik
e.
Respon ibu terhadap bayinya :Baik
f.
Respon keluarga terhadap bayinya :Baik
g.
hubungan dengan keluarga :Ibu
ditunggui oleh suaminya
h.
hubungan dengan tetangga dan masyarakat : Baik
i.
jumlah anggota keluarga :3
orang
- Keadaan ekonomi
a.
Penghasilan perbulan :Rp.
900.000
b.
Penghasilan perkapita :Rp.300.000
- Kegiatan spiritual : Ibu ada melaksanakan sholat
C.
DATA OBJEKTIVE
1)
PEMERIKSAAN UMUM
KU :Gelisah
Kesadaran :CMC
Berat
badan saat hamil :69
kg
Berat
badan sekarang :56
kg
Tinggi
badan :157
cm
LILA :28
cm
2)
Tanda vital
Tekanan
darah :130/90
Nadi :92x/
menit
Pernafasan :
25x/menit
Suhu :38,50
derjat celcius
3)
Pemeriksaan khusus
a.
Inspeksi
I.
kepala
Rambut :Hitam,bersih,tidak
rontok,tidak berketombe
Mata :Konjungtiva
tidak pucat, sklera tidak kuning
Muka :Tidak
ada oedema
Mulut :Tidak
ada stomatitis
Gigi :Tidak
ada caries
II.
leher :Tidak
ada pembesaran kalenjer tyroid dan limfe
III.
Dada
Mammae :Simetris
kiri dan kanan, puting susu menonjol
Aerola :
hiperpigmentasi.
Benjolan :Tidak
ada
Kalenjer
montgomery :Ada
Pengeluaran
asi :Ada
Rasa
nyeri/masalah :Tidak
ada
IV.
Punggung dan pinggang :Lordosis
V.
Abdomen
Inspeksi :Tidak
ada bekas luka operasi pada dinding uterus,striae tidak ada
Pembesaran :
Tidak sesuai involusi/ sub involusi uterus
Palpasi :TFU
2 jari dibawah pusat
Auskultasi :Bising
usus(+)
VI.
Ektremitas atas :Normal
VII.
Ektremitas bawah :Normal
VIII.
Genitalia
Pengeluaran lochea :
Sanguilenta
Perineum :
Ada luka jahitan epsiotomi, terlihat merah, basah dan nyeri tekan
b.
Perkusi
Refleks
patella kanan :
(+)
Reflek
patella kiri :(+)
c.
Pemeriksaan laboratorium :Tidak
ada dilakukan
Bab IV: PENUTUP
KESIMPULAN
Radang selaput lendir
rahim
atau endometritis adalah peradangan yang terjadi pada endometrium, yaitu lapisan sebelah dalam pada dinding rahim, yang terjadi akibat infeksi.
Jenis infeksi yang paling sering
ialah endometritis. Kuman-kuman memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas
Insersio plasenta, dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh
endometrium.
Endometritis ini terjadi karena
karena kurangnya kesadaran ibu nifas dalam hal perrsonal higiene dan merawat luka perineum. Padahal
infeksi ini dalam jangka pendek dapat menyebabkan terjadinya penurunan
kesuburan dan dalam jangka panjang menggannggu sistem reproduksi karena
perubahan saluran reproduksi. Pengobatan dan penanganan yang tepat sangat
dibutuhkan dalam kasus ini.
SARAN
Dalam penulisan dan
penyusunan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan demii
sempurnanya makalah yang penulis susun.
DAFTAR
PUSTAKA
- Ball PJH, Peters AR. 2004. Reproduction in Cattle 3rd Edition. Oxford: Blackwell Publishing
- Ambarwati,
2008. Asuhan Kebidanan
Nifas. Yogyakarta: Mitra
Cendikia. (hlm: 97-115).
Saleha, 2009. - Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.
Jakarta: Salemba Medika (hlm: 71-76).
Suherni, 2007 - Sulistyawati,ari.2009.buku ajar asuhan kebidanan pada ibu nifas.penerbit andi: jogyakarta.
MANAJEMEN
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY”A” P1A0H1 POSTPARTUM HARI KE ENAM DENGAN
ENDOMETRITIS DI BPS. HANIFA ,BONJOL PASAMAN TANGGAL 20 OKTOBER 2011
Data
|
Interprestasi
data
|
Diagnosa
potensial
|
Tindakan
segera
|
Intervensi
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
Tanggal
20 Oktober 2011
Jam:
09.10 wib
DS:
Ibu
mengatakan senang dengan kelahiran bayinya
Ibu
mengatakan bahwa ia telah melahirkan anak kedua enam hari yang lalu
Ibu
mengatakan nyeri pada abdomen, demam
dan panas tinggi
Ibu
mengatakan keluar lendir dari kemaluannya yang berbau menyengat.
DO:
Ibu
melahirkan tanggal 14 Oktober 2011 jam 13.00 wib kontraksi uterus baik.
TFU
2 jari dibawah pusat kontraksi uterus
kurang baik lochea sanguinolenta dan
berbau menyengat.
ASI
ibu lancar
Tanda vital
TD: 130/90
N:92X/i
P:25x/i
S:38,50 derjat
celcius
|
Diagnosa
:
Ibu
nifas hari keenam dengan infeksi luka perineum yang menjalar ke
abdomen(endometritis)
Dasar
:
Ibu
melahirkan tanggal 14 Oktober 2011,lochea sanguinolenta, TFU 2 jari dibawah pusat, keluar lendir yang berbau menyengat,
pada perineum nampak masih merah ,basah dan nyeri tekan pada abdomen.
Tanda
vital:
TD:130/90
N:92X/i
P:25x/i
S:38,50
derjat celcius
Masalah
Pembesaran
abdomen tidak sesuai involusi/sub involusi uterus
Nyeri
abdomen
Ibu
cemas dan takut terjadi apa-apa pada perutnya
Ibu
tampak gelisah dan tidak tenang dan nyaman dengan keadaan tersebut
Ibu
malas menyusui bayinya karena lebih mengkhawatirkan tentang keadaan dirinya.
Ibu
kurang nafsu makan serta kesulitan dalam beraktivitas
Ibu
susah istirahat dan tidur.
|
Menurunkan
kesuburan dan gangguan sistem reproduksi karena perubahan saluran reproduksi.
|
Tidak
ada
|
1.jelaskan
pada ibu tentang keadaannya berdasarkan hasil pemeriksaan
2.
Jelaskan pada ibu penyebab terjadinya infeksi
3.
Jelaskan dampak infeksi
nifas(endometritis) pada ibu
4.
lakukan pembersihan luka perineum pada ibu
5.Beri
informasi tentang personal higiene
6.
Ingatkan pada ibu tentang pentingnya asi eklusif
7.
anjurkan ibu untuk istirahat dan mengkonsumsi makanan bergizi.
8.
berikan antibiotik oral pada ibu seperti ciprofolaxin dan amoxcilin.
9.
lakukan rujukan
|
1.
menjelaskan pada ibu bahwa involusinya tidak normal, terdapat tanda-tanda
infeksi pada luka perium serta menjalar kerahim
Mengontrol
TTV
2.
Menjelaskan pada ibu bahwa penyebab terjadinya infeksi adalah karena
kurangnya kesadaran ibu dalam hal
personal higiene ,merawat luka
perineum sehingga menyebabkan infeksi dan bersarangnya kuman pada luka bekas
laserasi serta merambat kedalam rahim ibu.
3.
menjelaskan dampak jangka pendek dari
infeksi adalah terjadinya penurunan kesuburan dan dampak jangka panjang
adalan gangguan sistem reproduksi karna perubahan saluran reproduksi
4.Melakukan
pembersihan luka perineum ibu dengan prinsip sterilisasi
5.
Memberi informasi tentang pentingnya menjaga higiene seperti mandi 2x sehari,
menjaga daerah perineum tetap bersih dan kering, mengganti duk 3-4 kali sehari
untuk menghindari infeksi
6.
Mengingatkan pada ibu tentang manfaat dari asi mesipun ibu dalam keadaan
demam, tetap menyusui bayi tidak akan berpengaruh terhadap
bayinya
7.
Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan berzi untuk mempercepat proses
penyembuhan dam memperbanyak produksi asi.
8.
Memberikan antibiotik ersebut pada ibu dan menjelaskan cara,efek dan kapan
ibu memgkonsumsi obat tersebut
9.
melakukan rujukan pada tenaga yang
lebih ahli untuk mendapatkan pelayanan yang tepat.
|
1.
hasil pemeriksaan TFU 2 jari dibawah pusat, lochea sanguinolenta yang
mengeluarkan bau menyengat, suhu meningkat, nadi cepat dan keluar lendir
kekuningan dari jalan kemaluan yang berbau menyengat serta nyeri tekan pada
abdomen.
TD:130/90
N:92X/i
P:25x/i
S:38,50
derjat celcius
2.
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
3.
ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
4.
Ibu ibu tampak menhan sakit dan nyeri.
5.
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
6.
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
7.
Ibu aka mencoba untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan istirahat yang cukup.
8.
ibu bersedia untuk mengkonsumsinya
9.
Ibu bersedia untuk dirujuk pada tenaga yang lebih ahli.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar